Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perwakilan Negara Anggota Bakal 'Sidang' WHO Terkait Cara Penanganan Pandemi Corona

        Perwakilan Negara Anggota Bakal 'Sidang' WHO Terkait Cara Penanganan Pandemi Corona Kredit Foto: Getty Images/AFP/Fabrice Coffrini
        Warta Ekonomi, Jenewa -

        Perwakilan dari 194 negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan bertemu secara virtual untuk acara tahunan Majelis Kesehatan Dunia ke-73. Pandemi virus corona akan menjadi topik pembahasan utama.

        Berbagai pertanyaan akan diajukan tentang bagaimana virus ini bisa menginfeksi lebih dari 4,5 juta orang, dan membunuh lebih dari 300.000.

        Baca Juga: Donald Trump Bakal Pangkas Habis Dana Buat WHO

        Setiap tahun, negara-negara berkumpul di majelis untuk meninjau pekerjaan badan kesehatan PBB itu, dan menetapkan prioritas untuk satu tahun ke depan.

        Uni Eropa diperkirakan akan memimpin permintaan internasional, bersama sejumlah negara termasuk Inggris, Australia, dan Selandia Baru, untuk penelahaan tentang bagaimana pandemi Covid-19 telah ditangani dan pelajaran apa saja yang bisa diambil.

        Juru bicara Uni Eropa Virginie Battu-Henriksson mengatakan beberapa pertanyaan kunci perlu dijawab sebagai bagian dari proses penelahaan.

        "Bagaimana pandemi ini menyebar? Apa epidemiologi di baliknya? Semua ini sangat penting bagi kita untuk melangkah maju. Untuk menghindari pandemi lain seperti ini."

        Namun, katanya, sekarang bukan saatnya untuk "saling menyalahkan".

        Pada pertemuan tersebut, WHO kemungkinan bakal mendapat banyak tekanan terkait caranya menangani pandemi.

        Juru bicara WHO dr. Margaret Harris mengatakan: "Majelis Kesehatan Dunia selalu jadi kesempatan untuk melakukan banyak pengawasan [terhadap WHO]."

        Tapi, ia menambahkan, organisasi itu akan tetap "fokus" untuk bekerja dalam memimpin respon keseluruhan, serta dalam sains dan solusi untuk pandemi ini.

        Pertarungan geopolitik

        WHO seharusnya mewakili kepentingan semua negara anggotanya secara setara, namun kini menemukan dirinya di tengah pertempuran politik antara China dan AS.

        Situasi itu memuncak bulan lalu ketika AS --donor tunggal terbesar WHO-- menyetop pendanaan ke agensi PBB itu setelah Presiden Trump menuduhnya salah mengelola dan menutup-nutupi penyebaran virus di China.

        WHO adalah lembaga penasihat dan tidak berwenang untuk mewajibkan atau memaksa suatu negara untuk berbagi informasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: