Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Asik, Kinerja Ekspor Pertanian Selama Pandemi Tetap Ciamik

        Asik, Kinerja Ekspor Pertanian Selama Pandemi Tetap Ciamik Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sektor pertanian mempunyai peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih dalam situasi pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap pelambatan pada semua aspek ekonomi.

        Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan yang jelas bahwa aktivitas pertanian tidak boleh berhenti. Kementerian Pertanian (Kementan) diminta mengoptimalkan sumber daya manusia (SDM) pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas, bahkan ekspor

        Di bawah komando Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), ekspor produk pertanian justru menunjukkan kinerja yang terus membaik dan tercatat mengalami surplus. 

        Baca Juga: Pengamat Energi Buka-bukaan Kebohongan Pertamina & Jokowi, Harga Pertamax Harusnya Rp5.700

        Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan, Ketut Kariyasa, pada 2019 saja, jumlah ekspor produk pertanian sekitar 43,26 juta ton dengan nilai Rp372,57 triliun. Sementara jumlah impor produk pertanian pada tahun yang sama sebesar 30,10 juta ton dengan nilai Rp250,86 triliun, sehingga ada surplus perdagangan sebesar Rp121,71 triliun dalam tahun itu.

        "Bahkan selama Januari-April 2020, ekspor produk pertanian menunjukan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya," kata Ketut dalam keterangannya, Selasa (26/5/2020).

        Selama Januari-April 2020, Ketut menambahkan, nilai ekspor pertanian meningkat 16,9% dibandingkan pada periode yang sama 2019, dari Rp115,18 triliun meningkat menjadi Rp134,63 triliun. Surplus perdagangan produk pertanian selama Januari-April 2020 juga meningkat signifikan, yaitu 32,96%, dari Rp33,62 triliun (Januari-April 2019) meningkat menjadi Rp44,70 triliun (Januari-April 2020)

        "2019, China adalah negara tujuan ekspor utama produk pertanian kita. Dari ekspor produk pertanian senilai US$26,31 miliar (Rp372,57 triliun), sebanyak 15,93% diekspor ke China. Negara tujuan ekspor berikutnya adalah India dengan pangsa pasar 11,24%; disusul Amerika 9,03%; Malaysia 5,05%; dan Pakistan 4,73%," ujarnya.

        Sepanjang 019, menurutnya, Indonesia justru mengalami surplus perdagangan dengan China.

        "Nilai ekspor produk pertanian Indonesia ke China selama 2019 sekitar Rp55,07 triliun dan nilai impor Rp28,68 triliun, sehingga ada surplus Rp26,39 triliun. Pada 2020 (selama Januari-Maret) Indonesia juga mengalami surplus perdagangan dengan China sekitar Rp2,41 triliun," jelasnya.

        Ketut mengakui Indonesia masih mengimpor beberapa produk pertanian hortikultura, sayuran, dan buah-buahan.

        "Pada 2019, impor produk hortikultura untuk kelompok sayuran terutama bawang putih yang mencapai US$547,01 juta, atau Rp7,75 triliun, disusul kentang, kebanyakan dalam bentuk kentang olahan sekitar US$124,89 juta atau setara Rp1,77 triliun dan bawang bombay US$74,55 juta setara Rp1,06 triliun. Sementara impor untuk jenis sayuran bunga kol, brokoli, dan kubis hanya US$7,84 juta (Rp110,96 miliar)," jelas Ketut.

        Untuk produk buah-buahan, nilai impor selama 2019 menurut Ketut sebesar US$1,23 miliar (Rp17,38 triliun).

        "Impor produk buah-buahan terbanyak adalah anggur US$385,16 juta setara Rp5,45 triliun, disusul apel sebesar US$344,01 juta setara Rp4,87 triliun, jeruk US$259,09 juta setara Rp3,67 triliun, dan pir US$236,35 juta atau setara Rp3,35 triliun," ungkapnya.

        Namun, Kementan yang dinahkodai oleh Mentan SYL, ke depan, menurutnya, bekerja keras untuk meningkatkan ekspor produk pertanian.

        "Ekspor akan terus ditingkatkan dan ada saat yang sama juga mengurangi impor melalui peningkatan produksi dalam negeri agar melalui surplus perdagangan produk pertanian yang semakin meningkat diharapkan peran sektor pertanian dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional semakin nyata," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: