Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meninggal di Usia 98 Tahun, Begini Kisah Stanley Ho Bangun Bisnis hingga Jadi Raja Kasino Asia

        Meninggal di Usia 98 Tahun, Begini Kisah Stanley Ho Bangun Bisnis hingga Jadi Raja Kasino Asia Kredit Foto: Varchev
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Raja kasino Asia, Stanley Ho dikabarkan meninggal dunia pada usia 98 tahun, Selasa (26/5/2020). Ia merupakan seorang pengusaha ulung yang pernah merasakan kemiskinan. Kerajaan bisnisnya membawa ia menjadi orang terkaya melalui bekas jajahan Portugal.

        Meski dikenal sukses lewat bisnis judi, Stanley Ho justru menyarankan orang-orang terdekat dan tersayangnya untuk menghindari perjudian.

        Baca Juga: Bisnis Kertas hingga Energi, Ini 8 Perusahaan Besar Milik Prabowo Subianto

        "Saya selalu memberi tahu anak-anak saya dan teman-teman baik saya; 'Demi Tuhan, jangan pernah bertaruh besar dan jika Anda bisa menghindarinya, jangan pernah bertaruh'," katanya kepada Far Eastern Economic Review pada 1999 lalu.

        Melalui perusahaan SJM Holdings, perusahaan tersebut menjadi bisnis judi paling menguntungkan di dunia yang bernilai USD 6 miliar. Bahkan tahun lalu, Ho masuk ranking ke-17 dari 20 daftar orang terkaya di Asia.

        Pria yang lahir di Hong Kong pada 25 November 1921 silam itu diketahui menjadi salah satu sosok paling berpengaruh dalam bisnis judi di Asia.

        Ho merupakan anak kesembilan dari Ho Sai Kwong dan Flora Sin, keluarga berpengaruh yang punya hubungan dengan Sir Robert Hotung, seorang pengusaha sukses yang sering disebut sebagai "The Grand Old Man of Hong Kong.". 

        Pengalamannya semasa kecil membuatnya berambisi untuk mendapatkan kembali kekayaan dan kejayaan bagi keluarganya. Meski sadar kurang berprestasi di bidang akademik, Ho sadar betul pendidikan adalah kesempatan terbaiknya. Berkat itulah ia bertekad mengejar beasiswa ke Universitas Hong Kong.

        Meskipun ada Perang Dunia II, keberuntungannya tetap bertahan. Dia meninggalkan sekolah dan bekerja selama tujuh hari untuk Departemen Layanan Serangan Udara sebelum Jepang menguasai Hong Kong.

        Singkatnya dia mulai bekerja di perusahaan ekspor-impor milik Jepang. Ho menyelundupkan barang-barang mewah ke China, dan hal itu memungkinkannya untuk mengumpulkan sedikit uang. 

        Dengan uang itu lah ia meluncurkan perusahaan konstruksi dan minyak tanah. Perlahan, dia membangun kerajaan bisnisnya sendiri. Ho pun memutuskan untuk mengejar monopoli perjudian yang menguntungkan di Makau lewat memenangkan tender membangun kasino pertama di Kota Makau dari pemerintahan Portugal pada 1962.

        Dari situ Ho kemudian mengembangkan bisnisnya ke perhotelan, sewa helikopter, hingga pacuan kuda. Salah satu hotel terbesarnya adalah Grand Lisboa.

        Bisnis Ho terus berkembang seiring perkembangan Makau menjadi "Las Vegas Asia" dengan menghasilkan keuntungan besar dari bisnis kasino yang legal. Ketika kekayaannya tumbuh besar, ia mengembangkan sayap di Hong Kong dan Korea Utara.

        Sayangnya, pada tahun 2009 Ho mengalami sebuah kecelakaan yang berakibat pada cedera kepala yang membutuhkan operasi otak. Tahun 2011, keluarga istri kedua dan ketiganya berjuang untuk mengendalikan bisnisnya, hingga akhirnya membuat taipan ini merestrukturisasi kerajaannya.

        Pada pertengahan 2018 Ho sempat pensiun mengurusi bisnis-bisninya itu. Putrinya, Daisy Ho, kemudian melanjutkan gurita bisnis Ho. Daisy menjadi Ketua dan Direktur Eksekutif di SJM Holdings Ltd.

        Sementara Angela Leong, pemegang saham kedua SJM yang disebut Ho sebagai istri keempatnya, menjadi Co-Chair bersama dengan Direktur Eksekutif lainnya. Namun, suksesi bisnis itu malah membawa pada perseteruan di tengah keluarga lantaran anak-anak dan istri Ho saling berebutan harta kekayaan.

        Hingga akhirnya Ho harus kembali turun tangan untuk melakukan restrukturisasi bisnisnya. Anak-anak Ho yang lain juga tumbuh menjadi pengusaha kasino dan hotel seperti dirinya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: