Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Terjawab Sudah, Indonesia Beneran Mau New Normal, Luhut yang Bocorin...

        Terjawab Sudah, Indonesia Beneran Mau New Normal, Luhut yang Bocorin... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim Indonesia bisa menerapkan new normal. Hal tersebut dikatakan terkait tren kasus Covid-19 di Tanah Air yang terus menurut. Bahkan, rata-rata sekitar 600 kasus per hari dalam tujuh hari terakhir.

        Karena itu, rencana pemberlakukan new normal, menurut Luhut bisa dilakukan dengan rujukan data tersebut.

        Baca Juga: Opung Luhut Beberkan Alasan Orang Suka Investasi ke RI sampai Rela Di-Bully

        Baca Juga: Kata Orangnya Luhut TKA China Sangat Dibutuhkan, Gak Nyangka Alasannya...

        "Kalau kita mau melakukan new normal, kita tidak melakukan itu tanpa dasar. Semua kita lakukan dengan dasar angka atau data," katanya, dalam webinar yang digelar Selasa (2/6/2020) malam.

        Lebih lanjut, ia menjelaskan rata-rata kasus Covid-19 tujuh hari terakhir mencapai sekitar 600 kasus per hari. Sementara itu, jumlah tes juga terus ditingkatkan menjadi 10 ribu tes per hari dan terus didorong agar meningkat hingga 14 ribu-15 ribu tes.

        "Per 31 Mei, jumlah kasus COVID-19 ada 26 ribu kasus, fatality rate (tingkat kematian) sebesar 6,1 persen. Ini sudah menurun ya kalau saya tidak keliru. Demikian pula recovery rate (tingkat kesembuhan) 27,6 persen. Jadi semua angka ini membaik," katanya.

        Ia menambahkan kapasitas tes juga terus ditingkatkan hingga 15 ribu tes per hari karena reagen yang sudah tersedia.

        Termasuk dengan 28 laboratorium telah mulai beroperasi. "Memang satu setengah bulan pertama kita alami banyak kendala," katanya.

        Namun, ia menegaskan meski pemerintah menetapkan regulasi untuk perilaku masyarakat melalui tatanan normal baru, kedisiplinan masyarakat tetap faktor utama.

        "Apapun yang dilakukan pemerintah kalau tidak disiplin, kita asyik mengkritik saja, tanpa kita perhatikan protokol kesehatan, ya enggak ada gunanya juga. Padahal protokol kesehatan ini jadi kunci, yaitu jaga jarak, cuci tangan, pakai masker," kata dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: