Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kekeuh Biarkan Postingan Trump, Mark Zuckerberg Tuai Kontroversi hingga Pegawai Mogok Kerja

        Kekeuh Biarkan Postingan Trump, Mark Zuckerberg Tuai Kontroversi hingga Pegawai Mogok Kerja Kredit Foto: Reuters/Erin Scott
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg membuat banyak pihak geram lantaran membiarkan postingan kontroversial milik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ratusan pegawai Facebook pun mogok kerja hingga ahli menganggap kebijakan tersebut berbahaya.

        Namun, ada alasan di balik keputusan yang diambil orang terkaya ketiga dunia itu. Ia menjelaskan bahwa ia juga mengalami kebingungan untuk merespon cuitan dan postingan yang sering dituliskan Donald Trump setiap harinya. Ia pun mengakui menerima banyak reaksi negatif karena kebijakan perusahaannya.

        Baca Juga: Ya Tuhan! Kembali Berulah, Aksi Donald Trump Tuai Amarah dan Kecaman Keras dari Pemuka Agama!

        "Secara pribadi, saya memiliki reaksi negatif mendalam terhadap retorika yang memecah belah dan meradang ini. Momen ini adalah panggilan persatuan dan ketenangan, dan kita membutuhkan empati untuk orang-orang dan komunitas yang terluka. Kita harus bersatu sebagai negara untuk mengejar keadilan dan memutus siklus ini," tulisnya.

        Namun ia sadar bahwa ia memiliki tanggung jawab untuk tidak bereaksi secara pribadi sebagai pemimpin perusahaan teknologi besar. Zuck sadar betul bahwa ia tak bisa sepenuhnya membatasi kebebasan berpendapat seseorang.

        Melalui chat video, Zuck mengakui bahwa keputusan itu memang mengecewakan sebagian karyawan. Akan tetapi perusahaan telah melakukan review menyeluruh dan memutuskan tidak akan menghapusnya.

        Karyawan yang mogok kerja usai Facebook secara terbuka tidak memoderasi postingan kontroversial milik Trump setelah kematian George Floyd. Salah satunya adalah postingan yang terlihat seperti mengancam demonstran, "Ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai."

        Hal tersebut juga dicuit Trump di Twitter, namun Twitter langsung memastikan cuitan Trump melanggar aturan karena glorifikasi kekerasan.

        Meskipun unggahan Trump memiliki dampak yang meresahkan, Facebook memutuskan untuk membiarkannya karena mereka berpikir orang perlu tahu jika pemerintah berencana untuk mengerahkan pasukan.

        Zuckerberg mengaku telah berbicara pada karyawan Facebook dan menyatakan dia tetap teguh pada keputusannya tetap menayangkan postingan Trump.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: