Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pedas! Mantan Pegawai Facebook Teriak Mark Zuckerberg Pengecut atas Postingan Donald Trump!

        Pedas! Mantan Pegawai Facebook Teriak Mark Zuckerberg Pengecut atas Postingan Donald Trump! Kredit Foto: Reuters/Carlos Jasso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        CEO Facebook Mark Zuckerberg tengah menghadapi hujatan kritik tajam akibat kebijakannya yang tetap tidak mau menghapus postingan kontroversial Donald Trump di platform miliknya. Mulai dari karwayan aktifnya mogok kerja, kini mantan pegawainya juga ikut bersuara.

        Mantan pegawai itu menilai Facebook yang dulu mereka bangun sekarang sudah tak mereka kenali lagi. Di antara mereka adalah Meredith Chin, mantan Corporate Communication Manager, Adam Conner, mantan Public Policy Manager dan Natalie Ponse, mantan Marketing Manager.

        Baca Juga: Kekeuh Biarkan Postingan Trump, Mark Zuckerberg Tuai Kontroversi hingga Pegawai Mogok Kerja

        Baca Juga: Kekeuh Biarkan Postingan Trump, Mark Zuckerberg Tuai Kontroversi hingga Pegawai Mogok Kerja

        "Kami merasa hancur menyaksikan sesuatu yang kami bangun dan sesuatu yang kami yakini akan membuat dunia menjadi tempat lebih baik telah kehilangan arah," tulis mereka.

        Mereka bahkan meminta Zuckerberg untuk mengimplementasikan review pada kata-kata pemimpin politik atau cek fakta, seperti yang telah diterapkan pada user Facebook biasa.

        "Perusahaan tempat kami bergabung dulu memberikan para individu suara yang sama keras seperti pemerintah mereka, melindungi yang tidak berdaya ketimbang yang berkuasa," tambah mereka.

        Bagi mereka, kebijakan Zuck yang tak bisa berbuat apa-apa atas tindakan Trump dinilai sebagai tindakan pengecut.

        "Pendekatan Facebook saat ini bukanlah membela kemerdekaan. Tindakan mereka tidak koheren dan lebih buruk lagi, pengecut," kritik tajam para mantan tersebut.

        Sebagaimana diketahui, postingan Trump ramai dipermasalahkan lantaran menjadi glorifikasi kekerasan.

        "Ketika penjarahan mulai, penembakan mulai" tulis postingan itu yang dikhawatirkan menjadi inspirasi kejahatan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: