Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Alasan Kenapa Ade Armando Dipolisikan

        Ini Alasan Kenapa Ade Armando Dipolisikan Kredit Foto: Ade Armando
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Koordinasi Kerapatan Adat Nagari Sumatera Barat (Bakor KAN Sumatera Barat) dan Mahkamah Adat Alam Minangkabau Selasa sore 9 Juni 2020 melaporkan Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia Ade Armando ke Mapolda Sumbar.

        Pasalnya, cuitan Ade Armando di akun Facebook miliknya pada 4 Juni 2020, dinilai telah menghina atau mencemarkan nama baik masyarakat Minangkabau.

        Baca Juga: Buntut Panjang Polemik Injil Versi Minang, Ade Armando Dipolisikan!

        Ketua Umum Badan Koordinasi Kerapatan Adat Nagari (Bakor KAN Sumatera Barat) Yusirwan Rasyid Datuak Gajah Tongga menyebutkan tanggapan Ade Armando terkait dengan kelanjutan surat Gubernur Sumbar ke Kemenkominfo yang disampaikannya melalui akun Facebook 4 Juni 2020 itu, diduga telah memberikan hujatan dan pelecehan kepada masyarakat Minangkabau.

        "Dalam perspektif dia, kenapa tidak boleh Injil dicetak dalam bahasa Minangkabau, sementara di Minangkabau sudah ada pakemnya Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Menurutnya, atas pakem tersebut, tidak ada pilihan lain lagi. Oleh sebab itu, masyarakat adat Minangkabau merasa dilecehkan dan tersinggung," kata Yusirwan Rasyid Datuak Gajah Tongga, Selasa, 9 Juni 2020.

        Menurut Yusirwan, cuitan Ade Armando itu telah menimbulkan kegaduhan di media sosial. Jika kemudian dibiarkan, maka akan berpotensi menimbulkan perpecahan dan pemberontakan-pemberontakan.

        Maka dari itu, pihaknya kata Yusirwan berkoordinasi dengan penasehat hukum, bagaimana langkah selanjutnya agar masyarakat bisa tenang. Supaya bisa diselesaikan dengan hukum yang berlaku, atas dugaan pencemaran nama baik dan pelecehan. 

        "Yang dilecehkan itu, seluruh masyarakat hukum adat Minangkabau yang tidak dapat disebut satu persatu. Karena yang dihujat itu adalah, keberadaan ke-Minangan dalam perspektif awalnya dalam urusan Injil berbahasa Minang. Kami, sebagai organisasi, koordinasi dari Nagari-nagari di Sumatera Barat, merasa terpanggil untuk meluruskan persoalan ini secara hukum, bukan dalam perspektif masing-masing," ujar Yusirwan Rasyid Datuak Gajah Tongga.

        Sebelumnya, polemik tentang konten Kitab Injil berbahasa Minang, sempat reda pasca tidak ditemukannya lagi konten tersebut di aplikasi Play Store Google. Namun, beberapa hari terakhir polemik itu kian memanas, menyusul adanya cuitan dari Ade Armando di akun Facebooknya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: