Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dolar AS Posisikan Rupiah di Ujung Tanduk, Berkat Manuver Politik Trump Nih?

        Dolar AS Posisikan Rupiah di Ujung Tanduk, Berkat Manuver Politik Trump Nih? Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Nilai tukar rupiah kini berada di ujung tanduk. Asal tahu saja, rupiah sudah jatuh ke zona merah dengan depresiasi -0,03% ke level Rp14.074 per dolar AS pada Rabu (17/06/2020) siang. 

        Dilansir dari RTI, sampai dengan pukul 12.28 WIB, rupiah terkoreksi -0,01% ke level Rp14.072 per dolar AS. Penguatan rupiah terhadap dua mata uang global lainnya juga kian terbatas, yakni dolar Australia (0,33%) dan poundsterling (0,17%). Rupiah bahkan berbalik memerah terhadap euro dengan koreksi sedalam -0,02%. 

        Baca Juga: Perusahaan Lain Terancam Tekor karena Covid-19, Lippo Cikarang Pede: Kenaikan Laba Bisa 75% Lebih!

        Bukan cuma itu, rupiah juga sudah banyak kehilangan kekuatan di hadapan mata uang Asia. Pada pertengahan hari ini, penguatan rupiah tidak terlalu signifikan saat berhadapan dengan baht (0,46%), won (0,26%), ringgit (0,15%), dan dolar Taiwan (0,04%). Sang Garuda saat ini memerah -0,06% terhadap yen dan stagnan terhadap yuan juga dolar Singapura. 

        Baca Juga: Dolar AS Berotot Lawan Mata Uang Global, Tapi Keok di Hadapan Rupiah!

        Perlu diketahui, dolar AS menjadi sangat bertenaga dalam menghadapi tekanan mata uang global setelah adanya kabar bahwa Donald Trump memberikan stimulus hingga US$1 triliun untuk menggenjot perekonomian AS. Sokongan dana sebesar itu rencanya akan difokuskan untuk menopang proyek-proyek transportasi sehingga ekonomi AS kembali terpacu dan kembali normal seperti sebelum dihantam Covid-19

        Dilansir dari Reuters, langkah Trump ini dinilai tidak terlepas dari prospek politiknya dalam ajang pemilu AS mendatang. Terlebih lagi, beberapa waktu terakhir Trump mendapat kritikan pedas atas penanganan Covid-19 dan protes kematian George Floyd.

        Versi awal Departemen Perhubungan AS menyebutkan bahwa sebagian besar dana untuk proyek-proyek, seperti jalan dan jembatan, tetapi juga akan menyisihkan sekitar seperempat dari uang untuk prioritas seperti infrastruktur nirkabel 5G dan broadband pedesaan

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: