Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        China dkk Susun Skema Crypto Regional 'Tuk Lawan Dolar, Analis: Apakah Dolar Bisa Tetap Dominan?

        China dkk Susun Skema Crypto Regional 'Tuk Lawan Dolar, Analis: Apakah Dolar Bisa Tetap Dominan? Kredit Foto: Foto/Reuters
        Warta Ekonomi, Bogor -

        China sudah mengambil ancang-ancang untuk merilis yuan digital yang berpotensi mengubah permainan, berada di garis terdepan dalam pengembangan mata uang digital nasional.

        Melihat itu, berbagai pemerintah di seluruh dunia berlomba mengikuti langkah itu demi bersaing dengan Bitcoin; yang pada akhirnya memprovokasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

        Terlebih, kini kelompok berpengaruh di China mengumumkan skema mata uang kripto Asia Timur. "Itu dapat menggabungkan berbagai mata uang digital untuk bersaing dengan Bitcoin, Libra dari Facebook, bahkan dolar AS," tulis Kontributor Spesialis Mata Uang Kripto dan Blockchain Forbes, Billy Bambrough, dilansir Jumat (19/6/2020).

        Baca Juga: Takut Disadap oleh China, Amerika Niat Tolak Proyek Kabel Bawah Laut Senilai Jutaan Dolar!!

        Baca Juga: Soal Revisi Aturan Penjualan Teknologi ke China, Amerika: Kami Bukan Mau Bantu Huawei, Tapi . . . .

        Proposal skema cryptocurrency Asia Timur akan terdiri dari yuan China, yen Jepang, won Korea Selatan, dan dolar Hong Kong. Menurut Bambrough, pengajuan proposal itu telah berlangsung pada Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China.

        Laporan berbeda dari Nikkei Asian Review menyebut, "rencana itu menarik perhatian karena partisipasi tokoh-tokoh penting di dalamnya, seperti investor modal ventura Neil Shen dan mantan Kepala Sekretaris Kabinet Hong Kong Henry Tang."

        Menanggapi hal tersebut, beberapa analis mata uang mulai mempertanyakan: apakah dolar bakal bisa mempertahankan posisinya sebagai mata uang dominan dunia?

        "Jatuhnya dolar akan membuat AS kehilangan kepemimpinan ekonomi global dalam jangka pendek," kata anggota fakultas Universitas Yale sekaligus mantan Ketua Morgan Stanley Asia, Stephen Roach.

        Pihak terkait berharap mata uang kripto regional itu akan mendapat dukungan dari keempat mata uang. Karena nantinya, skema itu bertujuan menciptakan jaringan pembayaran lintas negara dan memudahkan perdagangan internasional jika hubungan AS-China panas kembali.

        Pengajuan skema itu berlangsung saat China sedang menguji coba yuan digital di empat kota besarnya. Sementara itu, negara lain seperti Norwegia, Swedia, dan Jepang sedang berusaha mendigitalkan mata uang masing-masing.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: