Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo Raya mencatat hingga 10 Juni 2020, sebanyak 201.660 debitur lembaga keuangan telah memanfaatkan restrukturisasi kredit.
Regulator menerangkan dari total tersebut sebanyak 157.522 debitur berasal dari perbankan dengan outstanding sebesar Rp13,24 triliun. Adapun di Solo Raya terdapat 51 bank umum, 72 BPR, dan delapan BPRS.
Sementara untuk lembaga pembiayaan, ada 87 perusahaan pembiayaan yang telah melakukan restrukturisasi dengan outstanding sebesar Rp1,2 triliun untuk 41.839 debitur.
Baca Juga: Percepat Recovery Ekonomi, OJK: Peran Daerah Krusial
Sedangkan realisasi restrukturisasi untuk perusahaan pergadaian dan PNM tercatat telah diberikan kepada 2.299 debitur dengan nilai Rp138 miliar (pergadaian Rp49 miliar dan PNM Rp89 miliar).
Adapun jumlah perbankan di wilayah Solo Raya, meliputi 190 kantor cabang perbankan, 73 kantor pusat BPR, dan delapan kantor pusat BPR syariah.
Per April 2020, kontribusi pembiayaan perbankan di Solo untuk kredit modal kerja tumbuh sebesar 6,52% (yoy), kredit kepada usaha mikro tumbuh sebesar 16,4% (yoy), dan kredit kepada usaha kecil tumbuh sebesar 20,23% (yoy).
Kredit kepada sektor prioritas seperti industri pengolahan, perikanan, perdagangan, dan konstruksi juga mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun lalu.
Sementara jumlah industri keuangan non-bank di wilayah Solo Raya sebanyak 14 kantor pusat dan 194 kantor cabang.
OJK Solo juga turut aktif dalam meningkatkan edukasi dan literasi keuangan dengan menjalankan program one student one account yang hingga Maret telah diikuti 1.218 sekolah dengan jumlah rekening 70.414 dan nilai tabungan Rp20,8 miliar.
Sementara jumlah investor saham dan reksadana (single investor identification) sampai April masing-masing tercatat tumbuh 28,21 persen (yoy) dan 90,27 persen (yoy).
Selain itu, pengembangan potensi ekonomi syariah di Solo juga menjadi kunci dalam mengakselerasi perekonomian daerah pasca-pandemi Covid-19. Kota Solo memiliki tiga bank wakaf mikro (BWM), yaitu BWM Al Muttaqien Pancasila Sakti, BWM Al Manshur Barokahing Gusti, dan BWM Imam Syuhodo.
Baca Juga: Cuma Tumbuh 5,73%, BI: Kredit Perbankan Masih Lemah
Keberadaan BWM di Solo dapat menggerakkan aktivitas ekonomi syariah di Solo dan diharapkan menopang kehidupan masyarakat pasca-pandemi Covid-19 terutama untuk akses pembiayaan bagi UMKM, baik di dalam maupun di sekitar pondok pesantren di Solo.
"Kami berharap industri jasa keuangan di Solo terus memberikan kontribusi yang optimal untuk membantu implementasi kebijakan restrukturisasi dan terus mengembangkan potensi ekonomi di Solo pasca-pandemi Covid-19 agar perekonomian meningkat dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di sela peresmian kantor OJK Solo Raya, Jumat (19/6/2020).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: