Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Subak?

        Apa Itu Subak? Kredit Foto: Twitter/GS_IDN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Subak adalah salah satu tradisi dari masyarakat Bali yang merupakan infrastuktur irigasi dan manajemen pengairan sawah secara tradisional. Sistem irigasi ini merupakan pola pengelolaan pengairan untuk sawah-sawah di Bali yang telah berlangsung sejak zaman dahulu.

        Pada tahun 2012, UNESCO mengakui Lanskap kultur Provinsi Bali yang dipengaruhi oleh subak sebagai Situs Warisan Dunia, pada sidang pertama yang berlangsung di Saint Petersburg, Rusia.

        Baca Juga: Apa Itu Tanzanite?

        Sistem irigasi subak, bisa dibilang sebagai wujud rasa gotong royong yang telah ada di Pulau Bali dan diturunkan oleh nenek moyang sampai sekarang. Hanya saja, eksistensi sistem irigasi subak dalam beberapa tahun terakhir mulai mengalami gangguan. Alasannya karena pemilik sawah memilih untuk menjual sawahnya dan lahan pun beralih fungsi menjadi hotel.

        Subak dianggap sebagai cerminan dari filosifi kuni Bali Tri Hita Karana yang secara longgar diartikan sebagai "Tiga hal yang sebabkan kesejahteraan".

        Prinsip tri hita karana merupakan cara yang dilakukan oleh masyarakat Bali dalam menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan prinsip ini, masyarakat Bali dapat menjaga keharmonisan hubungan antara sesama manusia, manusia dengan Tuhan, serta manusia dengan alam sekitar.

        Sementara dalam sistem irigasi tradisional subak di Bali, sebuah lahan sawah tidak bisa berdiri sendiri. Semua sawah yang ada di sebuah wilayah, berada dalam satu kesatuan. Oleh karena itu, ketika salah satu area sawah mengalami disrupsi atau gangguan, maka keberadaan sawah lainnya juga akan terganggu.

        Pengelolaan irigasi berdasarkan sistem subak ini menggunakan bentang lahan dengan memanfaatkan aliran air secara alami. Sumber air yang digunakan biasanya berasal langsung dari mata air di sekitar area sawah, memanfaatkan aliran sungai yang muncul karena adanya aliran gunung vulkanik.

        Baca Juga: Apa Itu Barter?

        Dalam penerapannya, sistem subak sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat dengan tanpa campur tangan pemerintah.

        Mengenai cara pengelolaan sistem subak, terdapat petugas khusus yang dikenal dengan nama kelian. Adapun tugas kelian dalam sistem irigasi subak adalah melakukan pembagian air sehingga para petani bisa memperoleh asupan air secara adil.

        Selain itu, kelian juga memiliki tugas penting dalam menjaga hubungan sosial antara masing-masing pemilik lahan sawah.

        Tak hanya kelian, dalam organisasi subak juga dikenal adanya beberapa perangkat. Perangkat-perangkat yang ada dalam subak yaitu pekaseh (ketua subak), petajuh (wakil pekaseh), penyarikan (juru tulis), petengen (juru raksa), kasinoman (kurir), dan beberapa yang lainnya.

        Lalu, dikenal pula adanya sub-kelompok yang terdiri dari 20-40 petani yang disebut munduk, yang diketuai oleh seorang pengliman.

        Dalam kajian sejarah, diperkirakan sistem subak telah dikenal masyarakat Bali sejak abad ke-11 Masehi. Pendapat ini berdasarkan pada temuan Prasasti Raja Purana Klungkung (994 Saka/1072 M) yang menyebutkan kata "kasuwakara" yang diduga merupakan asal kata dari "suwak" yang kemudian berkembang menjadi "subak".

        Sumber sejarah lainnya adalah Lontar Markandeya Purana. Dalam naskah yang menceritakan asal muasal desa dan Pura Besakih ini terdapat cerita mengenai pertanian, irigasi, dan subak. Hal ini mengindikasikan eksistensi subak telah ada sejak sebelum Pura Besakih didirikan oleh Resi Markandeya pada awal abad ke-11 Masehi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: