Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dihantam Corona, Sektor Gas Paling Babak Belur, Investor Mundur..

        Dihantam Corona, Sektor Gas Paling Babak Belur, Investor Mundur.. Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto, menyatakan bahwa pandemi virus corona atau Covid-19 berdampak pada semua sektor bisnis. Termasuk industri minyak dan gas.

        Bahkan, sambungnya, dampak dari pandemi ini membuat target lifting minyak yang mulanya 755 BOPD dikoreksi menjadi 705 BOPD.

        Baca Juga: BPH Migas Gandeng UI Kerja Sama Riset Sektor Hilir Migas

        Tak hanya itu, dampak ini juga membuat investasi pemain minyak dunia turun 30% dari posisi US$ 325 miliar menjadi US$ 228 miliar.

        Namun, ia mengatakan harga minyak saat ini sudah membaik, atau berada di posisi sekitar US$ 40 per barel. Dan LNG dunia jatuh ke posisi US$ 2 per Mmbtu dan naik ke posisi US$ 2,2 Mmbtu.

        Menurutnya, para analis memperkirakan Desember 2020 akan membaik. "Dampak Covid-19 permintaan menurun aktivitas oil and gas terganggu dengan pengaturan orang. Kita perkirakan penurunan outlook 2020 yang diperkirakan 755 BOPD, kita outlook 705 BOPD. Dampak penurunan, gas paling terpukul, serapan listrik PLN turun sehingga banyak kargo dikembalikan," papar Dwi dalam diskusi virtual, Kamis, (2/7/2020).

        Lanjutnya, ia juga mengatakan dalam situasi saat ini, SKK Migas melakukan diskusi intensif dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) rencana kerja 2020.

        Ia menyebut banyak KKKS yang usulkan revisi penundaan kegiatan dan sebagainya. "Kemudian assessment keekonomian kami sedang lakukan evaluasi, plan shutdown kerjasama dengan pihak pengecualian industri hulu migas mobilisasi barang dan personel, dan kami ajukan paket stimulus pada pemerintah," jelasnya.

        Menurut dia, pihaknya mengajukan paket stimulus pada pemerintah dan KKKS renegosiasi tutup kekurangan ekonomi dengan maksimalkan tanki-tanki. Bahkan, mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: