Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Aksi Ganyang Komunis saat Pandemi Masih Libatkan Anak-anak

        Aksi Ganyang Komunis saat Pandemi Masih Libatkan Anak-anak Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan pemantauan terkait kegiatan 'Apel Siaga Ganyang Komunis' yang dilakukan elemen ormas islam di dua lokasi yakni di Jakarta dan Tangerang pada Minggu (5/7/2020).

        Komisioner KPAI bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra mengatakan dari hasil pantauan dilapangan apel tersebut melibatkan anak-anak.

        Baca Juga: Gabungan Rektor se-Indonesia Minta Tak Perlu Ada RUU HIP

        "Dari ribuan peserta yang hadir pada aksi massa di dua lokasi, 15 sampai 20 persen peserta apel akbar adalah anak-anak. Artinya sudah kesekian kali anak-anak terlibat aksi tanpa sanksi yang tegas," kata Jasra melalui keterangan resminya yang diterima.

        Jasra menuturkan, dari pantauan dilapangan terlihat mulai dari bayi, anak, hingga remaja terlibat dalam aksi tersebut.

        "KPAI menyayangkan keberadaan panitia, orator dan tokoh acara yang berada dalam keteduhan panggung dan anak anak dalam terik panas," ungkapnya.

        Di sisi lain, kata Jasra, situasi PSBB DKI Jakarta yang harusnya dapat berjaga jarak juga tidak bisa dipatuhi peserta aksi. Hal itu mustahil dilakukan karena jumlah massa yang padat.

        "Artinya kepatuhan protokol kesehatan sangat minim. Padahal data anak yang positif Covid 19 per 16 Juni 2020 telah mencapai 3.155 anak dengan rincian anak umur 0 sampai dengan 5 tahun 888 anak dan 6 sampai dengan 17 tahun 2.267 anak," bebernya.

        Selain itu, pemandangan dilapangan juga memperlihatkan ada orang tua yang bermasker dan tidak. Begitupun balita ada yang bermasker dan tidak. Salah satu orang tua peserta aksi juga menganggap anaknya tidak akan tertular Covid-19 karena sudah memakai masker dan membawa hand sanitizer.

        Kemudian dalam aksi massa tersebut tambah Jasra, ujaran perkataan-perkataan keras juga terlontar bahkan mengarah kepada kebencian sesama yang tentu memberi dampak buruk kepada perkembangan jiwa anak-anak ke depan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: