Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Duh!! Dari Hasil Studi, Warganya Anies Gak Siap Hadapi New Normal

        Duh!! Dari Hasil Studi, Warganya Anies Gak Siap Hadapi New Normal Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kolaborator LaporCovid.org, Sulfikar Amir menilai warga di wilayah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum siap untuk menghadapi new normal wabah Covid-19.

        Sebab, dalam satu bulan terakhir Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB transisi, angka kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus meningkat.

        "Berdasar analisi data, kami melihat warga DKI kurang siap menghadapi new normal," katanya dalam keterangan pers, Senin (6/7/2020).

        Baca Juga: Rektor UIC Bela Anies, Orang Demokrat: Udah Tua, Apa Gak Malu...

        Baca Juga: Masih Nakal Pakai Kantong Plastik, Siap-siap Disentil Bang Anies

        Lanjutnya, ia mengatakan seiring dengan meningkatnya jumlah tes molekuler yang dilakukan, transmisi kasus masih menunjukkan peningkatan. Sementara itu, pengguna transportasi umum Transjakarta dan Commuter Line mengalami peningkatan secara bertahap, sehingga membutuhkan perhatian dan pemantauan khusus sebagai bagian dari pencegahan penyebaran Covid-19.

        Bahkan, per Senin (28/7) pengguna Transjakarta capai 200.000, padahal rute yang berjalan cuma 29 saja.

        "Melalui Program Active Case Finding, Dinas Kesehatan bahkan telah menemukan transmisi virus corona terjadi di sejumlah pasar tradisional dengan 345 pedagang positif," ujarnya.

        Selain itu, ada juga 303 pasar tradisional tersebar di seluruh DKI Jakarta, namun hingga hari ini Pemprov DKI Jakarta baru melakukan pengetesan di 128 pasar.

        Merujuk pada acuan Badan Kesehatan Dunia (WHO), salah satu syarat pelonggaran pembatasan sosial adalah positivity rate dibawah 5 persen yang artinya prosentase jumlah pasien positif yang dites berbasis molekuler tidak lebih dari 5 persen. Khusus untuk DKI Jakarta, meskipun ada kecenderungan menurun, rerata angka positif di DKI Jakarta beberapa kali meningkat.

        "Bahkan, pada 26 Juni 2020 positivity rate mencapai 7.1 persen. Artinya angka rerata positif masih fluktuatif," jelasnya.

        Merespon hal ini, LaporCovid-19.org bersama Social Resilience Lab, NTU melakukan studi berbasis survei untuk memetakan persepsi risiko warga terhadap Covid-19. Studi ini dilakukan dari tanggal 29 Mei hingga 20 Juni 2020 dan berhasil mendapatkan lebih dari 200.000 responden yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.

        Setelah uji validitas dilakukan, terdapat jumlah total 154,471 responden yang valid. Sebelumnya, pada empat hari awal masa studi, terdapat sebanyak 3,079 responden yang valid.

        "Saat itu kami mendapatkan bahwa persepsi warga DKI terhadap New Normal cendenrung kurang siap (3.46)," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: