Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Petrokimia Gresik Bantu Gorontalo Jadi Lumbung Pangan Nasional

        Petrokimia Gresik Bantu Gorontalo Jadi Lumbung Pangan Nasional Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Petrokimia Gresik terus berupaya meningkatkan hasil pertanian di sentra pangan nasional di Gorontalo, Sulawesi Utara. Langkah tersebut diambil untuk meningkatkan ketahanan pangan di tengah pandemi virus corona baru (Covid-19).

        Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa produk hortikultura dari Kabupaten Gorontalo memiliki potensi besar dan berperan aktif dalam menjaga swasembada pangan nasional.

        Baca Juga: Buwas Dukung Mentan SYL Pastikan Pangan Tanpa Impor

        "Petrokimia Gresik siap bersinergi dengan stakeholder dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian guna menjaga ketahanan pangan di tengah wabah Covid-19," ujar Rahmad dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/7/2020).

        Untuk itu, kegiatan produksi pertanian di masa pandemi ini harus makin digenjot, mengingat masyarakat sangat membutuhkan stok pangan yang sehat dalam upaya memerangi penyebaran Covid-19.

        Saat ini, Petrokimia Gresik menjalin kerja sama dengan legislator asal Gorontalo, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel, untuk percepatan pembangunan Gorontalo jadi lumbung pangan. Berkat kerja sama ini, produktivitas jagung dalam panen meningkat hingga dua kali lipat, di mana untuk satu hektare lahan demonstration plot (demplot) menghasilkan jagung pipilan 10,1 ton. Biasanya, petani setempat hanya menghasilkan 5 ton per hektare.

        "Pangan adalah kebutuhan dasar. Strategi pencegahan penyebaran Covid-19 yang disusun oleh pemerintah hanya akan efektif jika pangan pokok untuk rakyat tersedia," katanya.

        Selain jagung, kerja sama ini juga direalisasikan dalam demplot tomat dan cabai di Desa Tenilo dengan peningkatan produktivitas yang juga signifikan, yaitu tomat 43,2 ton serta cabai 12 ton. Panen tomat ini meningkat 80 persen atau naik 19,2 ton dari sebelumnya 24 ton. "Sedangkan panen cabai meningkat 50% (naik 4 ton) dari produktivitas sebelumnya 8 ton setiap hektare," ujar Rahmad.

        Lebih lanjut Rahmad menjelaskan bahwa dalam demplot ini, pupuk yang digunakan adalah pupuk nonsubsidi dengan komposisi yang disarankan oleh PT Petrokimia Gresik. Salah satu pupuk yang digunakan adalah Phonska Plus, produk NPK unggulan Petrokimia Gresik.

        Adapun pola pemupukan berimbang rekomendasi Petrokimia Gresik dalam demplot ini. Untuk tanaman jagung, digunakan pupuk organik Petroganik (500 kg/ha), NPK Phonska Plus (300 kg/ha), dan Urea (300 kg/ha). Sementara, untuk tomat dan cabai masing-masing digunakan Petroganik (2.000 kg/ha), NPK Phonska Plus (800 kg/ha), serta ZA (200 kg/ha).

        "Kami berhasil menjawab tantangan Bapak Rachmat Gobel, menanam tanaman hortikultura tanpa menggunakan pupuk subsidi dan hasilnya terbukti luar biasa," ucap Rahmad.

        Petani Desa Haya-haya, Kecamatan Limboto Brata, Kabupaten Gorontalo, Djafar Abdullah, mengaku telah mengikuti pola pemupukan berimbang Petrokimia Gresik dan merasakan manfaatnya, yakni peningkatan produktivitas pada tanaman jagungnya lebih dari 50%. Petrokimia Gresik akan melanjutkan kerja sama tersebut di beberapa titik lain. Selain itu, produk-produk Petrokimia Gresik diharapkan dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan produktivitas pertanian

        "Saya akan kembali menerapkan aplikasi pupuk nonsubsidi ini pada musim tanam berikutnya. Meskipun harganya sedikit lebih mahal, sangat sebanding dengan hasilnya yang meningkat pesat," ujar Rahmad.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: