Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyatakan berusaha mencegah Iran menjual minyak mentah ke Hizbullah, Rabu (8/7/2020). Langkah ini merupakan upaya agar AS agar dapat menahan Lebanon yang didukung dengan kekuatan Hizbullah.
Pompeo mengatakan AS saat ini bekerja melawan organisasi yang dinilai teroris, bukan pemerintahan yang sedang bekerja. Dia pun mendukung Lebanon untuk menjadi negara yang tidak tunduk kepada Iran.
Baca Juga: Ikatan China-Iran Makin Kuat, Musuh-musuh Langsung Bereaksi
Dikutip dari Arab News, Hizbullah yang didukung dipersenjatai dan didanai oleh Iran telah digolongkan sebagai kelompok teroris oleh AS dan banyak negara lain. Kelompok itu sekarang menjadi kekuatan dominan dalam politik Lebanon dan mendukung pemerintahan Perdana Menteri, Hassan Diab.
Kepala Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan sehari sebelumnya bahwa kelompoknya sedang dalam diskusi dengan pemerintah tentang memasok produk-produk minyak olahan Iran ke Lebanon.
Kerja sama ini disertai imbalan pound Lebanon untuk mengurangi tekanan pada mata uang yang anjlok. Saat ini, mata uang Lebanon telah kehilangan 80 persen dari nilainya sejak Oktober karena krisis ekonomi negara itu terus meningkat.
"Dewan Keamanan harus memperluas embargo senjata ke Iran untuk mencegah konflik lebih lanjut di kawasan itu," kata Pompeo pada konferensi pers di Departemen Luar Negeri.
Selain menekankan penahanan pasokan minyak Iran ke Lebanon, Pompeo pun menyatakan desakan kepada Dewan Keamanan PBB untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran. AS dan pasukan sekutu bulan lalu menangkap sebuah kapal yang membawa senjata ke Houthi di Yaman.
"Tidak ada orang yang serius yang bisa percaya Iran akan menggunakan senjata apa pun yang diterimanya untuk tujuan damai," ujar Pompeo menyatakan bahwa Iran terus memasok Houthi dengan senjata.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: