Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Kembali Omeli Menteri Ini: WFH Kok Berasa Cuti

        Jokowi Kembali Omeli Menteri Ini: WFH Kok Berasa Cuti Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Jokowi kembali menyindir para menteri yang Work From Home (WFH) atau kerja dari rumah selama tiga bulan terakhir seperti menjalani cuti. Sejumlah kementerian diketahui menerapkan WFH sejak pandemi covid-19.

        Ia kembali 'mengomeli' dan mengingatkan kinerja anak buahnya. Pada rapat terbatas di Istana Negara, Kamis 9 Juli 2020, Jokowi menyatakan bahwa kondisi dunia tengah mengalami krisis. Presiden meminta seluruh jajarannya untuk memiliki sense of crisis seperti yang diutarakan sebelummya beberapa waktu lalu.

        Baca Juga: Fahri Hamzah Sebut Kemarahan Jokowi Tak Biasa

        “Tiga bulan yang lalu kita menyampaikan bekerja dari rumah, Work From Home. Yang saya lihat, kayak cuti malahan. Ini padahal pada kondisi krisis, kita harusnya kerja lebih keras lagi,” ungkap Presiden Jokowi seperti, Kamis 9 Juli 2020.

        "Pada kondisi krisis, kita harusnya kerja lebih keras lagi. Jangan kerja biasa-biasa saja. Kerja lebih keras dan kerja lebih cepat. Itu yang saya inginkan pada kondisi sekarang ini," kata Jokowi.

        Pada kesempatan itu, Jokowi seperti mengulang ucapannya pada rapat- rapat sebelumnya. Ia mendesak, para menteri tidak bekerja secara normal. Perlu kecepatan dan terobosan yang dikeluarkan di tengah krisis.

        "Dari cara-cara yang sebelumnya rumit, ganti channel ke cara-cara cepat dan cara-cara yang sederhana. Dari cara yang SOP (standar operasional prosedur) normal, kita harus ganti channel ke SOP yang smart shortcut. Gimana caranya? Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara lebih tahu dari saya, menyelesaikan ini. Kembali lagi, jangan biasa-biasa saja," tegasnya.

        Jokowi menyebut bahwa prediksi ekonomi dunia juga kurang menggembirakan. Berdasarkan data Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), kontraksi ekonomi global diprediksi mencapai minus 6 hingga 7,6 persen. Kontraksi ekonomi di Tanah Air sendiri sudah terjadi di kuartal pertama, yakni pertumbuhan ekonomi berada di angka 2,97 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: