Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Geram Ikut Campur Soal Hong Kong, China Ancam Ini ke Inggris

        Geram Ikut Campur Soal Hong Kong, China Ancam Ini ke Inggris Kredit Foto: Unsplash
        Warta Ekonomi, London -

        China memperingatkan Inggris Selasa (21/7/2020), terkait konsekuensi diplomatiknya, setelah pemerintah Inggris kemarin mengumumkan akan menangguhkan perjanjian ekstradisi Hong Kong. Langkah ini merupakan respons London terhadap undang-undang keamanan nasional Hong kong yang menuai kontroversi.

        Laman resmi Kedutaan Besar China untuk Inggris, mengeluarkan pernyataan mengkritik langkah yang diambil pemerintah Inggris. Dan menyatakan lebih lanjut, akan menanggapi secara tegas hal-hal yang mengganggu urusan intrenal China.

        Baca Juga: Benarkah China Sponsori Peretasan Riset Vaksin Covid-19?

        "Pihak Inggris telah telah pergi lebih jauh ke arah yang salah," demikian pernyataan tersebut.

        "China mendesak Inggris untuk segera berhenti ikut campur urusan internal Hong Kong yang merupakan bagian dari urusan pemerintah China," kata pernyataan tersebut.

        "Inggris akan menanggung konsekuensi jika tetap memaksa untuk menempuh jalan yang salah."

        Inggris jadi negara keempat setelah Kanada, Australia, dan Amerika Serikat yang menangguhkan perjanjian ekstradisi dengan negara semi-otonom tersebut.

        Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menyebut keputusan itu sebagai "respons yang masuk akal dan proporsional" terhadap "pelanggaran yang jelas dan serius" atas Deklarasi Bersama Cina-Inggris, merujuk ke undang-undang keamanan nasional Hong Kong.

        Dalam deklarasi tersebut, Hong Kong dikembalikan Inggris ke pemerintah China di tahun 1997 dengan syarat Hong Kong sebagai negara semi-otonom.

        ”Penerapan undang-undang keamanan nasional yang baru, telah mengubah asumsi utama yang mengatur perjanjian ektradisi kami dengan Hong kong,“ ujar Raab.

        Ketegangan China-Inggris meningkat

        China pada akhir Mei meloloskan undang-undang keamanan nasional untuk Hong Kong dan membidik aksi pro demokrasi, menempatkannya serupa dengan tindak subversi, terorisme dan pengkhianatan negara.

        Langkah itu diambil setelah selama lebih dari setahun protes pro-demokrasi dan anti-pemerintah China melanda kota Hong Kong.

        Baca Juga: Menyetop Klaim China Atas Laut China Selatan, Langkah Pertama...

        Langkah London itu semakin meningkatkan ketegangan antara China dan Inggris. Sebelumnya Inggris membuat marah China dengan menawari warga Hong Kong untuk pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Inggris, sebagai respons terhadap undang-undang keamanan nasional dari Beijing.

        Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pekan lalu memerintahkan agar menghapus sepenuhnya peralatan Huawei Technologies dari jaringan 5G Inggris pada akhir tahun 2027. Ia mengatakan bahwa China dapat menggunakannya untuk memata-matai negara-negara barat, namun pihak Huawei membantah tuduhan tersebut.

        Johnson juga mengatakan bahwa pihaknya ingin mengambil langkah tegas terkait masalah-masalah yang ada, namun tetap menjaga keseimbangan.

        “Saya tidak akan berdiri di posisi seorang sinofobia yang menyebalkan pada setiap masalah, seorang yang otomatis anti-China,” tutur Johnson.

        “Anda harus mengambil langkah yang terukur dan kami akan tegas terhadap hal-hal tertentu namun tetap akan terus terlibat dalam tema ini.“

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: