Wabah corona ternyata membawa berkah bagi kepala daerah. Kini, elektabilitas dua kepala daerah: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan paling tinggi. Keduanya berhasil lewati elektabilitas yang dimiliki Prabowo Subianto.
Dalam beberapa bulan terakhir, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto selalu menempati posisi teratas capres dengan elektabilitas tertinggi. Namun kondisi ini berubah, bila menyimak hasil survei nasional yang dilakukan Indikator Politik Indonesia yang menyebut elektabilitas Prabowo turun ke posisi tiga.
"Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan dipilih? Hasilnya, elektabilitas Ganjar di posisi pertama dengan angka 16,2 persen pada Juli 2020. Angka tersebut naik dari 11,8 persen pada bulan Mei 2020," papar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Baca Juga: Siapa Wanita Dunia yang Disurati Prabowo Subianto?
Meskipun di posisi teratas, kata Burhan, posisi Ganjar belum aman. Dengan selisih tipis, ada nama Anies Baswedan di urutan kedua dengan elektabilitas sebesar 25 persen.
"Covid-19 punya implikasi politik. Kita lihat dampaknya terutama yang selama ini digadang. Ini elektabilitas capres jika pemilihan presiden," tegas Burhan.
Di posisi ketiga, barulah Prabowo Subianto. Pada bulan Februari, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra ini masih di angka 22,2 persen. Namun terus turun ke angka 14,1 persen pada Mei, dan terjun bebas pada Juli mencapai 13,5 persen. Di posisi keempat ada nama Sandiaga Uno dengan elektabilitas 9,2 persen.Gubernur Jawa Barat di posisi kelima dengan elektabilitas 8,6 persen.
Seterusnya ada nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 6,8 persen. Selanjutnya ada nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan elektabilitas 3,6 persen. Nama-nama lain seperti Puan Maharani (2 persen), Gatot Nurmantyo (1,4 persen), Tito Karnavian (1,3 persen), Erick Thohir (1 persen), Mahfud MD (0,8 persen), Airlangga Hartarto (0,3 persen), Budi Gunawan (0,2 persen), dan Muhaimin Iskandar (0,2 persen).
Burhan menjelaskan, lembaga yang dipimpinnya ini sudah tiga kali melakukan survei sejak Januari 2020. Ketiganya menggunakan metode yang berbeda.
"Biasanya kami survei face to face. Karena ada pandemi ini, kami tida bisa tatap muka secara langsung. Makanya sekarang by phone," terangnya.
Survei kali ini dilakukan pada 13-16 Juli dengan jumlah sampel sampai mencapai 1.200 responden. Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Apa tanggapan orang Prabowo terkait survei ini? Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa tidak ambil pusing. Dia juga tidak kaget ketika elektabilitas Ganjar terkerek belakangan ini sebab kader banteng itu memaksimalkan segala cara untuk mengerek popularitasnya.
"Kalau hari ini Ganjar, ya wajar. Dia menggunakan fasilitas sebagai Kagama, kan berarti ada tujuannya," ungkap Desmond.
Begitu juga dengan Anies. Namun soal Anies, Desmond lebih realistis. Menurutnya, elektabilitas Gubernur DKI naik karena punya instrumen yang jelas dalam penanganan Covid-19. Sementara untuk elektabilitas Prabowo yang disebut turun, Demond menganggap wajar. Menurutnya, bosnya itu saat ini memang fokus menjalankan tugasnya sebagai Menteri Pertahanan.
"Jadi fenomen pergeseran ini biasanya tidak mencerminkan apa-apa. Karena perangnya masih jauh. Masih ada 2021, 2022, 2023. Kalau kami natural saja. Kami belum konsolidasi bicara soal pilpres. Kami hanya menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada kami," tutur Desmond.
Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan bahwa sampai saat ini bosnya masih fokus membantu Presiden di kabinet. Tidak risih dengan hasil lembaga survei.
"Ya ndak apa. Pak Prabowo fokus kerjakan tugas beliau sebagai Menhan. Fokus beliau saat ini mengurus pertahanan negara," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo