Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anies Baswedan: Apakah Jakarta Aman? Tidak, Belum

        Anies Baswedan: Apakah Jakarta Aman? Tidak, Belum Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi -

        Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyatakan kondisi Ibu Kota saat ini masih belum aman dari pandemi Covid-19. Selama dua pekan terakhir, angka positivity rate atau persentase kasus positif dibanding total kasus diperiksa menunjukkan kenaikan.

        "Apakah kemudian Jakarta aman? Tidak, belum. Mengapa? Justru kita sekarang harus waspada. Karena, dalam dua minggu terakhir ini nilai positivity rate menunjukkan tren yang meningkat," ujar Anies.

        Baca Juga: Anies Blak-Blakan Covid-19 Jakarta Hampir 20.000, Itu Gara-Gara..

        Dirincikan, tiga minggu lalu nilai positivity rate di Jakarta ada di angka 4,8 persen. Kemudian, dua minggu lalu naik menjadi 5,2 persen. Seminggu terakhir menjadi 5,9 persen. "Jadi, kita harus waspada," tandasnya.

        Meski begitu, saat ini DKI Jakarta memiliki kekuatan penanggulangan virus cukup baik. Ibu Kota, saat ini memiliki 67 rumah sakit rujukan covid-19 dengan kapasitas 4.556 tempat tidur isolasi. Kemudian, ada 659 ICU khusus Covid-19. Kemampuan testing PCR atau tes virus pun meningkat.

        Totalnya, jika dihitung spesimen ada 499.410. Namun, yang dijadikan standar oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) bukan spesimen, melainkan jumlah orang baru yang diperiksa.

        Anies menegaskan upaya tracing yang gencar dilakukan Pemprov DKI bukanlah untuk menurunkan grafik melainkan memutus rantai penularan Covid.

        "Karena itu, bila Jakarta hanya dinilai dari satu parameter saja. Yaitu penambahan kasus positif, tanpa melihat kasus yang lain lalu dianggap Jakarta kasusnya tambah, bagi kami itu bukan masalah. Kami tidak akan menutupi jumlah kasus, mengurangi jumlah tes, melambatkan jumlah tes hanya sekadar untuk memberikan kesan angkanya turun. Kami justru ingin terus menjangkau masyarakat yang berkegiatan, tapi sudah menjadi carrier. Ini kan bisa meningkatkan risiko pada lingkungan mereka," paparnya.

        "Karena kita aktif, otomatis kita menemukan. Tapi ini lebih baik daripada kita duduk diam, menunggu di rumah sakit, lalu memberikan kesan angkanya turun. Tidak. Kita justru ingin melindungi warga Jakarta. Upaya kami ternyata bisa menemukan mereka yang terpapar Covid menjadi lebih cepat, dan membuat mereka terisolasi lebih cepat. Ini tentu akan menyelamatkan lebih banyak warga Jakarta," imbuh Anies.

        Mantan Menteri Pendidikan Nasional ini juga menyoroti tingginya jumlah kasus baru di lingkungan perkantoran dsn komunitas warga. Karena itu, ia pun terus mengingatkan warga DKI agar tak lupa menjaga jarak, tak ragu untuk menegur sesama yang mungkin lalai dalam menjalankan protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker, jaga jarak 1-2 meter, dan cuci tangan secara teratur.

        Terkait hal itu, Anies mengatakan Pemprov DKI juga akan terus menggiatkan penegakan protokol kesehatan di seluruh wilayah Ibu Kota.

        "Kita mungkin lelah karena sudah hampir lima bulan menjalani ini. Masalahnya, virus tak mengenal lelah, dan akan terus menyebar kalau kita beri kesempatan. Maka kita pun tak boleh lelah, harus terus menjalankan protokol kesehatan. Harus kita sadari, ini adalah pertempuran panjang. Saat flu Spanyol 100 tahun lalu, itu butuh waktu dua tahun sampai tuntas semuanya," tutur Anies mewanti-wanti.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: