LCS Memanas, China Buktikan Mampu Lumat Habis Militer Australia
Bukan cuma Amerika Serikat (AS) yang bersitegang dengan China. Salah satu negara sekutunya, Australia, juga berani menentang China. Itu berarti, Angkatan Bersenjata Australia (ADF) bisa terlibat langsung jika sampai terjadi konfrontasi militer dengan pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).
Hubungan antara China dengan Australia memanas setelah Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, meminta penyelidikan di kota Wuhan, yang diketahui sebagai asal pandemi Virus Corona (COVID-19) yang mengguncang dunia.
Baca Juga: 'Klaim China ke 90% Laut China Selatan Tak Masuk Akal!'
Tak hanya soal itu, menurut laporan yang dikutip dari Asia Times, Australia juga jadi salah satu negara yang menentang ekspansi dan aksi unjuk gigi militer China di Laut China Selatan.
Dengan alasan ini, Angkatan Laut Australia (RAN) sempat ikut serta dalam latihan tempur gabungan bersama Angkatan Laut Amerika (US Navy).
Sikap Australia ini jelas membuat China berang. Tak peduli dengan semua anggapan, China tetap menggelar kampanye militer berupa latihan tempur di Distrik Hoang Sa, atau yang lebih dikenal kawasan Kepulauan Paracel.
Lantas, bagaimana bisa Australia berani menentang hegemoni China yang kian menggurita? Apakah kekuatan militer Angkatan Bersenjata Australia mampu mengimbangi kekuatan besar Tentara Pembebasan Rakyat China?
Sederet data kekuatan tempur ada dalam data yang dikutip dari Global Firepower. Faktanya, China akan mampu melumat Australia dengan mudah jika terjadi perang antar kedua negara tanpa melibatkan pihak sekutu.
Pada 2020, China menduduki posisi ketiga sebagai negara dengan militer terkuat di dunia dengan Indeks Kekuatan (Power Index) 0,0691.
Sementara, Australia berada jauh di bawahnya, tepatnya di urutan ke-19, dengan Indeks kekuatan 0,3225.Ketimpangan sudah terlihat dari jumlah personel militer. Australia total hanya memiliki 79.700 prajurit, yang terdiri dari 60.000 prajurit aktif, dan 17.900 pasukan cadangan.
Di sisi lain, China yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia memiliki total pasukan sebanyak 2.693.000 pasukan. Jumlah tersebut terdiri dari 2.183.000 prajurit aktif dan 510.000 pasukan cadangan. Dari data ini terbukti, personel aktif militer Australia tidak sampai setengahnya dari pasukan cadangan militer China.
Dari sektor kekuatan armada tempur udara, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF), saat ini punya 3.210 unit pesawat dan helikopter. Jumlah itu jauh berada di atas kekuatan Angkatan Udara Australia (RAAF), yang hanya memiliki 464 pesawat dan helikopter.
Untuk pesawat tempur saja, Australia cuma punya 82 unit, sementara China mencapai 1.232 unit.
Beralih ke kekuatan armada tempur darat, Angkatan Darat Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAGF) memiliki 3.500 tank dan 33.000 kendaraan tempur lapis baja. Sementara, Angkatan Darat Australia cuma punya 59 unit tak dan 3.051 kendaraan tempur lapis baja.
Artileri tempur manual, artileri medan, dan proyektor roket China juga jauh lebih mengerikan. Australia sama sekali tak punya artileri tempur manual, sementara China punya 3.800 unit.
Pun dengan artileri medan, dimana China memiliki 3.600 unit sementara Australia cuma 54 unit. Untuk proyektor roket, Australia juga tak punya. Sementara, China mempunyai 2.650 unit.
Di sektor kekuatan armada tempur laut, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN), 777 unit kapal perang, sementara Angkatan Laut Australia cuma memiliki 48 unit. Jangan lupa, China punya dua kapal induk, Liaoning (001) dan Shandong (002), sementara Australia saat ini tak punya satu unit pun.
Kemudian, China punya 74 kapal selam termasuk kapal selam nuklir. Di kubu lain, Australia hanya punya 6 kapal selam. Untuk kapal selam, kapal perusak, frigate, corvette dan penyapu ranjau laut, data juga membuktikan China unggul jauh.
China punya 36 kapal perusak, 52 frigate, dan 50 corvette, 29 kapal penyapu ranjau. Sementara, Angkatan Laut Australia cuma punya dua kapal perusak, delapan kapal frigate, dan tak punya kapal corvette.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: