Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bu Retno dan Pompeo 'Duduk Bareng', Bahas Laut China Selatan Nih?

        Bu Retno dan Pompeo 'Duduk Bareng', Bahas Laut China Selatan Nih? Kredit Foto: AP Photo/Mast Irham
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo dan Menlu RI Retno Marsudi melakukan diskusi melalui sambungan telepon, Selasa (3/8/2020). Keduanya membahas berbagai isu termasuk soal Laut China Selatan (LCS).

        "Menlu Michael R Pompeo berbicara dengan Menlu RI Retno Marsudi tentang kemitraan strategis AS - Indonesia yang berkelanjutan dan kuat," ujar wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Cale Brown, dalam website resmi Kementerian Luar Negeri AS, Selasa (4/8/2020).

        Baca Juga: China Tegas Labeli LCS Bukan Hawaii-nya AS, Kenapa?

        "Dan hal lain yang dibahas adalah tujuan bersama kedua negara atas penghormatan terhadap hukum internasional di Laut China Selatan," ujarnya menambahkan.

        Kedua menlu juga menyoroti pentingnya peningkatan kerja sama di bidang kesehatan masyarakat dan kerja sama ekonomi untuk membangun kembali ekonomi dan menjaga kawasan itu aman.

        Melalui akun resmi Twitter @Menlu_RI, Retno juga membenarkan komunikasi dan mengatakan bahwa dirinya telah melakukan pembicaraan positif dengan Menlu Pompeo.

        Retno dan Pompeo membahas mengenai pentingnya meningkatkan kerja sama di bidang kesehatan dan ekonomi untuk membangun kembali perekonomian pascapandemi serta menjaga kawasan agar tetap aman.

        "Senang sekali berbicara sekali lagi dengan Menlu AS Pompeo hari ini (3/8/2020). (Indonesia) menghargai bantuan AS akan ventilator," cicit Retno.

        "Saya mengangkat dua masalah, pertama menjajaki kemungkinan kerja sama dalam produksi vaksin dan kerja sama kesehatan lainnya serta, dan kedua upaya penguatan perdagangan dan investasi," cicitnya.

        Perang Twitter

        Isu LCS juga sempat membuat perang Twitter antara para diplomat China dan Australia, pekan lalu. Ini bermula dari dukungan Australia pada pernyataan AS yang mengatakan tidak akan mengakui klaim teritorial China di LCS. 

        Australia memang baru saja menyepakati memorandum dengan AS yang menyatakan bahwa klaim atas LCS "tidak memiliki dasar hukum". Sikap tersebut mengundang kemarahan dari Cina. 

        Baca Juga: Hubungan China-Jepang Panas, Militer Mana yang Paling Unggul?

        Komisioner Tinggi Australia Barry O’Farrell pada 30 Juli lalu dalam cicitannya mengisahkan ucapannya kepada seorang menteri India. O’Farrell mengatakan, langkah China "mengguncang stabilitas dan bisa memprovokasi ketegangan".  

        Duta Besar China untuk India Sun Weidong membalas pada 31 Juli. Ia menudung O’Farrell "menyangkal fakta".

        "Sudah jelas siapa yang menjaga perdamaian dan stabilitas dan mendestabilitas dan memprovokasi ketegangan di kawasan."

        O’Farrell kembali membalas dengan menyatakan China seharusnya mematuhi putusan pengadilan arbitrase internasional pada 2016. Pengadilan saat ini memutuskan menyangkal sebagian besar klaim China atas LCS. Namun, China menyebut putusan tersebut ilegal dan tidak mengikat secara hukum. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: