Tim Analis finansial JPMorgan (bank terbesar di Amerika Serikat) pada minggu ini mengeluarkan catatan tentang Bitcoin dibanjiri oleh investor dari kalangan kaum milenial. Sementara emas masih dibanjiri oleh kalangan investor yang lebih tua. Keduanya mengalami peningkatan harga di masa pandemi ini.
CEO Indodax Oscar Darmawan sependapat dengan analisis tersebut. Kedua generasi ini berusaha untuk mengamankan kekayaan dari resesi ekonomi secara global melalui membeli Bitcoin dan emas. Kedua aset investasi yang paling aman saat ini.
Hasil analisis JPMorgan menyimpulkan, kalangan milenial justru menghindari reksa dana dan ekuitas. Sehingga mereka mengalihkan uangnya ke Bitcoin dan emas.
Baca Juga: Harga Emas Bikin Meringis, Antam Tetap Laris Manis
Baca Juga: Bayang-bayang Resesi Makin Nyata, Pengusaha Bisa Apa?
"Saya sependapat dengan analis JPMorgan tersebut. Baik kaum generasi old dan generasi zaman now mengalihkan investasinya ke Bitcoin dan emas. Saat masa pandemi ini, keduanya menunjukkan performa yang fantastis dibandingkan produk investasi lainnya yang melemah karena Covid-19," kata Oscar Darmawan, Kamis (8/6/2020).
Menurutnya, fenomena itu juga terjadi di Indonesia. Investor Bitcoin di Indodax umumnya diminati oleh investor yang masih muda atau dari kalangan milenial. Pembelian Bitcoin secara masif terjadi semenjak awal 2020.
Tidak hanya investor muda, bahkan, investor-investor tua di Indonesia juga tidak ingin ketinggalan dengan anak-anak milenial. Faktanya, investor tua di Indonesia juga sudah mulai membeli Bitcoin dan aset kripto untuk investasi di Indodax.
"Di Indonesia, orang tua sudah mulai berminat mengoleksi Bitcoin. Meski memang tidak sebanyak kalangan milenial. Banyak kalangan orang tua yang tidak ingin ketinggalan dengan anak muda dalam mengadopsi hal-hal yang baru," jelasnya.
Harga Bitcoin tercatat menembus US$11.300 atau sekitar Rp170 juta pada beberapa hari yang lalu. Atau berarti kenaikannya lebih dari dua kali sejak awal 2020. Sementara harga emas berada pada level US$70 atau Rp1 jutaan.
Oscar mengatakan, emas dan Bitcoin memiliki sisi yang sama, komoditas ini tidak mempan diterpa krisis global seperti wabah Covid-19. Karena yang memengaruhi harga hanyalah supply dan demand atau pasokan dan permintaan.
"Saat pandemi banyak orang yang beralih ke emas dan Bitcoin. Ini membuat permintaannya meningkat. Sehingga harga keduanya juga meningkat," kata Oscar.
Bitcoin Masih Layak Dibeli Saat Ini
Oscar mengatakan, masih belum terlambat jika ingin membeli Bitcoin saat ini, meski harganya sudah tinggi. Beberapa waktu lalu, analis dari media Bloomberg Amerika Serikat menyatakan harga Bitcoin akan mengalami bullish di sepanjang tahun ini.
Daya beli Bitcoin disebut masih akan tinggi pada beberapa waktu ke depan. Ada beberapa faktor yang mendorong permintaan Bitcoin. Salah satunya kebijakan di negara-negara maju yang memperlonggar aturan cryptocurrency sebagai langkah stimulus menghadapi krisis global.
Misalnya, Amerika Serikat sudah memperbolehkan bank mengelola cryptocurrency. Eropa juga siap mengeluarkan kebijakan yang ramah terhadap kripto. Kebijakan tersebut akan mendorong daya beli cryptocurrency dan berujung pada peningkatan harga.
"Inilah kenapa harga Bitcoin juga akan meningkat setelah masa pandemi. Jadi, belum terlambat bagi yang ingin membeli Bitcoin di masa sekarang," katanya.
Sebagaimana tercatat di Indodax, banyak kripto yang harganya meningkat lebih dari dua kali lipat dalam tempo kurang dari sebulan yang membuat trader kripto panen besar di era pandemi corona ini.
"Di Indodax, kami memberikan kemudahan berinvestasi Bitcoin dan cryptocurrency lain. Kami menghadirkan fitur yang mudah untuk orang awam, termasuk orang yang sudah tua ataupun orang yang masih muda. Selain itu, kami juga selalu aktif memberikan edukasi serta tips-tips agar member selalu mendapatkan keuntungan," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti