Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa yang Benar-benar Rakyat Lebanon Inginkan? Ini Jawabannya!

        Apa yang Benar-benar Rakyat Lebanon Inginkan? Ini Jawabannya! Kredit Foto: Reuters/Aziz Taher
        Warta Ekonomi, Beirut -

        Polisi antihuru-hara Lebanon menembakkan gas air mata saat demonstran berupaya menerobos pagar untuk masuk ke gedung parlemen di Beirut pada, Sabtu (8/8/2020) kemarin. Demonstran mengecam cara pemerintah menangani ledakan yang menghancurkan kota Beirut tersebut.

        Sekitar 5.000 orang berkumpur di Lapangan Martir di pusat kota. Beberapa demonstran melemparkan batu ke arah polisi.

        Baca Juga: Ngeri! Kejatuhan Lebanon di Depan Mata Jika Hal Ini Terus Terjadi

        “Polisi menembakkan gas air mata saat demonstran berupaya menerobos pagar penghalang jalan menuju gedung parlemen,” ungkap saksi mata jurnalis Reuters.

        Demonstran meneriakkan “rakyat ingin turunkan rezim” dan membawa spanduk bertulis “Pergi, kamu semua pembunuh”.

        “Kami ingin masa depan dengan martabat, kami tidak ingin darah korban ledakan itu sia-sia,” kata Rose Sirour, salah satu demonstran.

        Ledakan pada Selasa (4/8/2020) merupakan yang terbesar dalam sejarah Beirut dan menewaskan 158 orang dan melukai 6.000 orang lainnya. Sebanyak 21 orang masih dilaporkan hilang.

        Pemerintah berjanji menangkap mereka yang bertanggung jawab atas kejadian itu. Beberapa warga memprotes pemerintah yang dianggap korup selama beberapa bulan terakhir.

        “Kami tidak percaya pada pemerintah kami. Saya ingin Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengambil alih Lebanon,” kata mahasiswa universitas Celine Dibo saat dia membersihkan darah di dinding gedung apartemennya.

        Beberapa orang mengaku tidak terkejut saat Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi tempat tinggalnya pekan ini sementara para pemimpin Lebanon tidak melakukannya.

        “Kami tinggal di ground zero. Saya harap negara lain akan mengambil alih kami. Para pemimpin kami sekumpulan orang korup,” ujar psikolog Maryse Hayek, 48, yang rumah orangtuanya hancur akibat ledakan.

        Partai Kataeb Lebanon menarik tiga anggota parlemennya dari parlemen sebagai bentuk penentangan pada pemerintah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: