Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dihantui Covid, 68% Penjualan UMKM Ambyar, Ini Strategi BI Jabar

        Dihantui Covid, 68% Penjualan UMKM Ambyar, Ini Strategi BI Jabar Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Data Kementrian Koperasi dan UMKM menunjukan bahwa sebagai dampak pandemi COVID-19, 68% UMKM mengalami penurunan penjualan.

        Sisanya mengalami kesulitan permodalan, permasalahan distribusi dan pasokan bahan baku, serta terhambatnya proses produksi.

        Demikian diungkapkan Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi saat membuka kegiatan  Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) 2020 di kantor Perwakilan (KpW) Bank Indonesia Jawa Barat, Selasa (11/8/2020).

        Baca Juga: Uji Vaksin Covid-19 Dicek Jokowi, Bos Bio Farma Gerak Cepat

        Maya sapaan Rosmaya Hadi menyebutkan kondisi makro perekonomian terkini, telah melihat perbaikan. Hal itubseiring dengan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), meskipun belum kembali kepada level sebelum pandemi COVID-19. 

        Beberapa indikator dini permintaan domestik menunjukkan perkembangan positif seperti tercermin pada penjualan ritel, kegiatan manufaktur, ekspektasi konsumen, dan berbagai indikator domestik lain, yang mulai meningkat.

        Ke depan, akselerasi pemulihan ekonomi domestik diharapkan dapat membaik dengan kecepatan penyerapan stimulus fiskal, keberhasilan restrukturisasi kredit dan korporasi, efektivitas implementasi protokol kesehatan COVID-19 di era kenormalan baru, serta pemanfaatan digitalisasi dalam kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan UMKM.

        "Maka Bank Indonesia melalui kebijakannya akan terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi," tambahnya.

        Data Kementrian Koperasi dan UMKM juga mencatat bahwa UMKM berkontribusi terhadap 61% perekonomian nasional. Dengan besarnya kontribusi tersebut, ia mengaku optimis bahwa UMKM merupakan motor penggerak pemulihan ekonomi nasional ke depan.

        Untuk itu, ia mengimbau agar UMKM harus mampu beradaptasi mengarungi the next normal dengan cara; Pertama, UMKM Indonesia harus melakukan penyesuaian (Adjust) untuk menjalankan usahanya sesuai dengan protokol kesehatan. Kedua, UMKM Indonesia harus tangkas (Agile) menangkap peluang yang muncul di era yang baru. Ke depan, akan terjadi perubahan kebutuhan, gaya hidup, dan pola pikir masyarakat yang membuka peluang bagi UMKM. Terakhir, UMKM Indonesia harus dapat mengakselerasi (Accelerate) kapasitas usahanya dengan melakukan beragam inovasi.

        Melihat besarnya peluang pegembangan UMKM di Jawa Barat maka Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) 2020 diharapkan dapat menjadi media diseminasi kebijakan Bank Indonesia dalam mengembangkan dan membina UMKM. 

        "KKJ 2020 yang di dalamnya menampilkan Showcase UMKM, Fashion Show, Webinar, Talk Show, Business Matching, dan Lomba diharapkan berperan sebagai media untuk meningkatkan perluasan akses pasar, permodalan, dan peningkatan mutu produk UMKM khususnya di Jawa Barat," ungkapnya.

        Adapun, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Herawanto menambahkan pihaknya memiliki kebijakan pengembangan UMKM yang tersinergi dengan strategi pengembangan UMKM nasional. Tujuannya, untuk membangun new UMKM sebagai kekuatan ekonomi nasional yang bercirikan end-to-end, digital, dan berorientasi ekspor. 

        BI juga telah merumuskan Arsitektur pengembangan UMKM melalui 3 pilar kebijakan utama yaitu; Korporatisasi UMKM berbasis klaster sebagai bagian dari penguatan institusi UMKM; Penguatan kapasitas produksi dan usaha, SDM serta kapasitas pasar; dan Penguatan Akses Pembiayaan.

        Dia menjelaskan BI sebagai bank sentral yang merupakan mitra dari pemerintah, berupaya untuk memberikan kontribusi yang terbaik melalui kebijakan pengembangan UMKM dalam meningkatkan akses keuangan,  meningkatkan akses pasar, meningkatkan kapasitas dan kemampuan manajerial SDM serta inovasi dari UMKM melalui berbagai pelatihan dan pendampingan, penyelenggaran pameran/event seperti KKJ dan KKI, serta berbagai kegiatan lainnya. 

        Adapun, di tengah perekonomian Indonesia yang terkontraksi di kuartal 2 2020 ini, pelaksanaan event KKJ yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) hari ini, diharapkan memberikan semangat akan kembalinya geliat perekonomian Jawa Barat dan geliat perekonomian nasional.

        "Diharapkan UMKM dapat tumbuh sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi nasional dan menjadi UMKM produktif, inovatif, dan resilient," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: