Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Duit Nyaris Rp2 Triliun Berputar di 19 Bandara Milik AP II

        Duit Nyaris Rp2 Triliun Berputar di 19 Bandara Milik AP II Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyampaikan, perputaran uang di 19 bandara di wilayah operasionalnya mencapai Rp1,9 triliun selama Juli 2020 seiring dengan mulai merangkaknya jumlah penumpang pada masa normal baru.

        "Juli pergerakan penumpang itu sampai 1,5 juta orang di 19 bandara, ini ada perputaran uang dari tiket," ujar Awaluddin dalam diskusi online, Rabu (12/8/2020).

        Awaluddin menjelaskan, nilai tersebut merupakan nilai yang berdampak langsung terhadap perekonomian nasional.

        Baca Juga: Bos AP II Tak Putus Asa, Penerbangan Nasional Masih Ada Asa

        Baca Juga: AP II Undang Calon Mitra, Akan Kuasai 48% Saham Bandara Kualanamu

        "Angka ini cukup besar, ini baru direct impact (dampak langsung), belum indirect (dampak tidak langsung) dan baru di 19 bandara AP II," ujarnya.

        Awaluddin menilai satu bandara di daerah sangat berkontribusi terhadap perekonomian nasional, apalagi bandara besar seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

        "Saya rasa betul sekali peran bandara di suatu daerah, apalagi Soekarno-Hatta jadi trigger keekonomian yang signifikan," ucap Awaluddin.

        Untuk itu, ia mengaku optimistis pergerakan penumpang dan penerbangan masih dalam kisarana skenario terbaik (best scenario) AP II hingga akhir 2020. Diperkirakan akan ada 38,9 juta penumpang dan 448.000 pergerakan pesawat.

        Selain itu, ia juga menyiapkan skenario buruk dan terburuk apabila pandemi tak kunjung mereda. Skenario buruknya, yakni 34,6 juta penumpang dengan 409.000 pergerakan penerbangan dan skenario terburuk, 29 juta penumpang dengan 350.000 pergerakan pesawat.

        Awaluddin mengatakan, optimisme tersebut didorong karena pada Juli penumpang yang terbang untuk berwisata mulai bergerak dengan adanya libur panjang akhir pekan yang bertepatan dengan hari raya Iduladha.

        "Saya melihat beberapa fenomena terakhir di penerbangan kita termasuk aktivitas bandara. Data selama pembatasan perjalanan orang pada saat itu sangat didominasi keperluan dinas. Sedikit sekali atau kecil di pariwiasta pada April, Mei, dan Juni. Situasi sudah berbeda saat Juli karena saat itu ada libur panjang banyak dimanfaatkan masyarakat," ucap Awaluddin.

        Awaluddin menambahkan, porsi orang yang melakukan perjalanan dinas masih berkisara 80% hingga 90% dibanding dengan yang melakukan penerbangan untuk liburan sekitar 10%-15%.

        Meningkatnya jumlah penumpang juga dipengaruhi adanya kampanye terbang aman dan nyaman (safe travel campaign) antara AP II dan sejumlah pemangku kepentingan terkait.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: