Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pemerintah-Swasta Gali Lubang, Utang RI Bengkak Jadi US$408,6 M!

        Pemerintah-Swasta Gali Lubang, Utang RI Bengkak Jadi US$408,6 M! Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan II-2020 tercatat sebesar 408,6 miliar dolar AS, terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar 199,3 miliar dolar AS dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) 209,3 miliar dolar AS.

        "ULN Indonesia tersebut tumbuh 5,0% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 0,6% (yoy), disebabkan oleh transaksi penarikan neto ULN, baik ULN pemerintah maupun swasta. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko di Jakarta, Jumat (14/8/2020).

        Onny memaparkan, ULN pemerintah mencatat peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan II-2020 tercatat sebesar 196,5 miliar dolar AS atau tumbuh 2,1% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi 3,6% (yoy).

        Baca Juga: Jokowi: Perekonomian Semua Negara Sedang Macet!

        Baca Juga: Mantan Presiden Gak Boleh Hadir, Pidato Jokowi Hanya Disaksikan..

        "Peningkatan ULN pemerintah terjadi seiring penerbitan sukuk global untuk memenuhi target pembiayaan, termasuk satu seri green sukuk yang mendukung pembiayaan perubahan iklim," ungkapnya.

        Selain itu, arus masuk modal asing di pasar surat berharga negara (SBN) yang masih cukup tinggi mengindikasikan persepsi yang positif terhadap pengelolaan kebijakan makroekonomi dalam memitigasi dampak pandemi Covid-19, menjaga stabilitas, dan mendorong pemulihan ekonomi.

        ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,5% dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (16,3%), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,4%), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,7%).

        Sementara itu, ULN swasta pada akhir triwulan II-2020 tumbuh 8,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,7% (yoy). Perkembangan ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan, sedangkan ULN lembaga keuangan tercatat kontraksi.

        "Pada akhir triwulan II-2020, ULN perusahaan bukan lembaga keuangan terakselerasi dari 7,0% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 11,4% (yoy), sedangkan ULN lembaga keuangan terkontraksi 1,7% (yoy), lebih rendah dari kontraksi 2,4% (yoy) pada triwulan sebelumnya," tukasnya.

        Adapun beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,3% dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin (LGA); sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan.

        Meski meningkat, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir triwulan II-2020 sebesar 37,3%, meningkat dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 34,5%.

        "Meskipun meningkat, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,0% dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," ucap Onny.

        Kemudian peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: