Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gus Jazil Soroti PJJ: Tidak Bisa Ajarkan Adab & Sopan Santun

        Gus Jazil Soroti PJJ: Tidak Bisa Ajarkan Adab & Sopan Santun Kredit Foto: Humas MPR
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil ketua MPR Jazilul Fawaid meminta pemerintah mengambil terobosan untuk mengantisipasi persoalan pendidikan yang timbul akibat pandemi Covid-19. Jangan sampai karena alasan pandemi, peserta didik tidak mendapat materi pelajaran seperti yang seharusnya diperoleh.

        Apalagi, kabar yang beredar mengatakan, dari 86 juta peserta didik hanya 30 persen saja yang bisa mengikuti pelajaran jarak jauh.

        "Ini mengkhawatirkan, harus diambil terobosan. Pemerintah dalam hal ini Kemendikbud harus memastikan seluruh proses belajar mengajar di masa pandemi bisa berjalan dengan baik, tidak terkendala apa pun," kata Jazilul Fawaid.

        Baca Juga: Bertemu KAMMI, Bamsoet Ajak Anak Muda Wujudkan Visi RI Emas 2045

        Pernyataan itu disampaikan Gus Jazil sapaan akrab Jazilul saat menjadi narasumber pada launching dan bedah buku SDM Unggul Indonesia Maju. Acara tersebut berlangsung di Ruang Delegasi, Gedung Nusantara V, Kompleks MPR/DPR RI, Senayan Jakarta, Rabu (19/8/2020).

        Selain Gus Jazil, acara itu juga menghadirkan tiga narasumber lain. Ketiganya adalah Sri Puguh Budi Utama, Ketua Balitbang Kemenkumham; Laksdya TNI (purn) Achmad  Djamaludin, Sekjen Dewan Ketahanan Nasional; serta Prof Komarudin, Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

        Buku SDM Unggul Indonesia Maju merupakan kompilasi 56 penulis, yang seluruhnya adalah Doktor Manajemen Sumber Daya Manusia UNJ. Buku itu sengaja dibuat sebagai dalam rangka peringatan 75 tahun HUT Kemerdekaan Indonesia.

        Padahal, sistem belajar jarak jauh yang digalakkan sejak pandemi, kata Gus Jazil, belum berjalan lancar. Ada berbagai kendala yang turut menghambat proses belajar mengajar tersebut. Antara lain, soal ketersediaan signal, peralatan hingga kesiapan kurikulum yang bisa disampaikan secara daring.

        "30 persen dari 86 juta peserta didik yang ikut pelajaran jarak jauh juga belum aman. Karena tidak ada jaminan mereka mengikuti pelajaran dengan baik. Ada kelelahan, kebosanan atau malah tidur. Belum lagi, sistem belajar jarak jauh tidak bisa mengajarkan adab, sopan santun, dan tata Krama. Sehingga mereka belajar tentang nilai-nilai itu dari media yang mereka miliki," kata Gus Jazil menambahkan. 

        Karena itu, Gus Jazil meminta Kemendikbud benar-benar bekerja keras untuk menjamin proses belajar berjalan dengan baik. Jangan sampai ada generasi yang tidak belajar. 

        "Anak tidak belajar itu tidak gampang untuk diperhatikan, apalagi rentang waktunya panjang. Kita baru akan sadar, ketika mereka besar, dan ternyata tidak memiliki pengetahuan, sebagaimana seharusnya," ungkap Gus Jazil.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: