Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demokrat Tak Terima KAMI Disebut Barisan Sakit Hati, Katanya....

        Demokrat Tak Terima KAMI Disebut Barisan Sakit Hati, Katanya.... Kredit Foto: Viva
        Warta Ekonomi -

        Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) direspons barisan pendukung pemerintah. Tak hanya sebagian netizen, tapi juga elite politik pendukung pemerintahan Joko Widodo juga menyindir KAMI sebagai barisan sakit hati yang kalah di Pilpres 2019.

        Merespons itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Demokrat Jansen Sitindaon mengkritisi pernyataan politikus PKB Abdul Karding yang menilai deklarasi KAMI dimaknai lanjutan barisan orang kalah di Pilpres 2019.

        "Rindu Pilpres lagi mas? Masak Pilpres yang sudah selesai masih dikait-kaitkan. @prabowo yang kalah saja sudah bergabung ke pemerintah jadi tak relevan pernyataan ini," kata Jansen dikutip dari akun Twitternya, @jansen_jsp pada Kamis, 20 Agustus 2020.

        Baca Juga: Tengku Zul: Gak Senang dengan KAMI? Silakan Bikin Kamu

        Kata Jansen, lebih baik merespons dengan jawaban dari tuntutan KAMI. Menurut dia, mesti ada adu ide untuk menjawab hal tersebut.

        "Lebih baik jawab saja tuntutan mereka itu dibanding terus membusukkan KAMI-nya. Seranglah idenya bukan orang atau lembaganya," tambah Jansen.

        Pun, ia mengingatkan di cuitan sebelumnya bahwa dalam negara demokrasi, adanya masukan, gagasan itu perlu didengar. Ia menyinggung hal ini karena RI juga memperingati hari konstitusi sehari setelah HUT kemerdekaan RI. Jansen pun memberikan dukungan terhadap teman dan senior politikus yang tergabung dalam KAMI.

        "Semua pendapat, ide, masukan, gagasan membangun negeri perlu dihargai dan didengar. Apalagi hari ini bertepatan dengan hari konstitusi. Bagi yang sedang pegang kekuasaan juga tak perlu risau karena pemerintahan inikan lagi kuat-kuatnya. Jadi, maju terus semua sahabat-sahabat dan senior-senior di KAMI. Liberte!" sebut Jansen.

        KAMI dideklarasikan sejumlah tokoh sipil yang kerap kritis dengan pemerintah di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, pada Selasa, 18 Agustus 2020. Barisan deklarator itu antara lain eks Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, aktivis dan pengamat Syahganda Nainggolan, eks Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, pengamat Rocky Gerung, sampai pakar hukum tata negara Refly Harun.

        Terkait deklarasi itu, politikus PKB, Abdul Kadir Karding, menyoroti KAMI yang dibentuk Din Syamsuddin cs. Menurut Karding, gerakan KAMI ini lanjutan dari Pilpres 2019.

        Baca Juga: Balas Nyinyiran Pentolan PKS, PKB Pasang Badan Bela Jokowi

        Karding melontarkan hal tersebut bukan tanpa sebab. Dia melihat para penggagas KAMI ini mayoritas pendukung dari pasangan calon presiden yang kalah dalam Pilpres 2019 lalu.

        "Pendeklarasian KAMI dapat dimaknai sebagai koalisi orang-orang yang kalah dalam Pilpres. Karena kalau melihat daftar nama sebagian besar adalah orang-orang yang kecewa ketika Pilpres terdahulu. Ini artinya lanjutan. Lanjutan karena jagonya kalah," kata Karding kepada wartawan, Selasa 18 Agustus 2020.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: