Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        LinkAja Pede Jadi Akselelator Ekonomi Syariah Indonesia

        LinkAja Pede Jadi Akselelator Ekonomi Syariah Indonesia Kredit Foto: Media BUMN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pandemi Covid-19 berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara, tidak terkecuali Indonesia. Tidak hanya perekonomian dan keuangan konvensional, perekonomian syariah pun tidak luput dari pengaruh pandemi.

        Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja mengungkapkan, kondisi ini juga mengubah cara masyarakat bertransaksi dari konvensional menjadi elektronik karena dianggap lebih aman, mudah, dan efisien.

        Layanan syariah LinkAja sebagai uang elektronik berbasis syariah pertama di Indonesia hadir tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat, tapi juga diharapkan menjadi akselerator ekonomi syariah di Indonesia.

        Baca Juga: Sikapi Kenormalan Baru, Pelaku Ekonomi Syariah Butuh Tiga Hal Ini

        "LinkAja melalui layanan syariah turut mendukung pemerintah mempercepat inklusi keuangan syariah di Indonesia. Berkolaborasi dengan berbagai pihak lintas sektor, kami optimistis dapat berperan besar dalam mendorong terwujudnya inklusi keuangan syariah di Indonesia," ujar Haryati dalam keterangan pers, Sabtu (22/8/2020).

        Optimisme mengenai pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia memang tinggi. Indonesia yang merupakan konsumen besar dan pasar produk-produk halal berpotensi menjadi sentra ekonomi syariah global. Potensi dampak ekonomi industri halal terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional bahkan diperkirakan menyentuh angka US$3,6 miliar.

        Haryati menuturkan, pengembangan literasi gaya hidup halal bahkan memiliki beragam potensi positif lain, seperti mendorong peningkatan permintaan domestik atas produk barang dan jasa halal, memotivasi ekspansi produksi barang dan jasa halal, mendorong peningkatan kinerja, serta meningkatkan permintaan akan tenaga kerja atau sumber daya manusia ekonomi syariah.

        Direktur Eksekutif Manajemen Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo berharap layanan syariah LinkAja bisa berkolaborasi dengan seluruh stakeholders di dalam ekosistem ekonomi dan keuangan syariah untuk sama-sama meningkatkan literasi dan inklusi layanan keuangan syariah bagi masyarakat, termasuk perluasan jaringan layanan untuk mendukung sektor industri halal, kemudahan pengelolaan Ziswaf, serta kolaborasi riset dan inovasi.

        "Layanan syariah LinkAja dapat memperkuat ekonomi digital syariah dan diharapkan pada 2022 sudah terbentuk ekosistem keuangan syariah berbasis digital yang kuat dan terintegrasi," ujar Rahardjo.

        Rahardjo mengutarakan, dalam implementasinya, layanan syariah LinkAja mengedepankan beberapa prinsip dasar, yaitu penempatan dana bekerja sama dengan sejumlah bank syariah, mengaplikasikan tata cara transaksi yang sesuai dengan kaidah syariah, serta dapat diterima di seluruh merchant LinkAja.

        "Layanan syariah LinkAja juga menghadirkan beragam produk yang sesuai dengan akad syariah dengan tidak ada unsur maisyir (judi), gharar (ketidakjelasan), riba (tambahan), zalim, dan barang tidak halal. Seluruh kegiatan transaksi yang dihadirkan sesuai dengan standar kepatuhan syariah yang disahkan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) LinkAja," ujar Rahardjo.

        Di dalam ekosistem holistiknya saat ini, layanan syariah LinkAja telah dapat diakses seluruh masyarakat Indonesia di 69 kotamadya dan 273 kabupaten, yang mencakup masjid, lembaga amil zakat, pusat kuliner halal, modern ritel lokal, pesantren, bank syariah, sekolah Islam, dan universitas Islam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: