Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jelang IPO, Fintech Jack Ma Raup Cuan Lebih dari 1.000 Persen

        Jelang IPO, Fintech Jack Ma Raup Cuan Lebih dari 1.000 Persen Kredit Foto: Republika
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan finansial teknologi yang terafiliasi dengan Alibaba, Ant Group, yang juga dikendalikan Jack Ma telah memberikan laporan pertama pada keuangannya menjelang penawaran umum perdana (IPO) dalam sebuah dokumen yang diajukan pada hari Selasa (25/8/2020) lalu.

        Ant Group melaporkan laba 21,9 miliar yuan China (USD3,2 miliar atau Rp46 triliun) dari total pendapatan 72,5 miliar yuan (Rp153,5 triliun) pada paruh pertama tahun ini, menurut pengajuan bursa.

        Baca Juga: Jack Ma: Gelombang Baru Akan Datang, Dunia Akan Menjadi Data

        Dilansir dari CNBC International di Jakarta, Rabu (26/8/2020) pendapatan tersebut merupakan lonjakan keuntungan lebih dari 1.000 persen dari periode yang sama tahun lalu, ketika perusahaan hanya mampu meraup 1,9 miliar yuan (Rp4 triliun). Pendapatan juga naik secara signifikan, naik 38% dari 52,5 miliar yuan (Rp111 triliun) yang dibuat perusahaan pada paruh pertama tahun 2019.

        Ant Group yang sebelumnya dikenal sebagai Ant Financial, berencana untuk melakukan pencatatan bursa secara bersamaan di bursa saham Hong Kong dan pasar STAR bursa Shanghai.

        Analis memperkirakan kepada CNBC bahwa valuasi IPO perusahaan bisa mencapai USD200 miliar (Rp2.942 triliun).

        Ant Group menjalankan aplikasi pembayaran seluler Alipay yang sangat populer di China memiliki lebih dari 1 miliar pengguna aktif tahunan dan memproses 118 triliun yuan dalam transaksi di daratan China dalam 12 bulan yang berakhir pada 30 Juni.

        Platform ini juga memiliki kehadiran internasional, dengan volume transaksi tahunan 622 miliar di pasar di luar China.

        Meski demikian, Ant mengatakan bahwa ketegangan geopolitik antara AS dan China dapat berdampak negatif pada bisnisnya. Dua ekonomi terbesar dunia ini telah lama terlibat dalam perselisihan perdagangan dan teknologi, yang terbaru adalah pelarangan aplikasi TikTok di AS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: