PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menandatangani perjanjian dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk lewat Head of Agreement (HoA) terkait kerja sama bisnis petrokimia di Indonesia. Diharapkan kerja sama ini menekan impor petrokimia dan mengembangkan bisnis petrokimia di dalam negeri.
Penandatanganan HoA tersebut berlangsung di Gedung Utama PT Pertamina, Jl Medan Merdeka Timur No 1 A, Jakarta Pusat, Selasa (25/8/2020), yang juga disiarkan secara daring. Penandatanganan HoA ini dilakukan oleh Direktur Utama PT KPI Ignatius Tallulembang dan Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Erwin Ciputra.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan, dokumen yang ditandatangani terkait dengan komitmen untuk kajian bersama dalam sinergi proyek petrokimia antarkedua perusahaan.
Baca Juga: Digaji Pertamina Ratusan Juta, Ahok Bisa Beli Mobil Tiap Bulan
Baca Juga: Libur Panjang, Konsumsi Avtur Pertamina di Jateng Meroket
Tujuan dari HoA ini untuk memenuhi kebutuhan petrokimia dalam negeri yang saat ini masih diimpor dalam jumlah yang tinggi (defisit) sehingga peluang bisnis petrokiomia dalam negeri dinilai sangat berpotensi untuk dikembangkan.
"Pada Tahun lalu, waktu itu kita melakukan penjajakan secara umum untuk melihat potensi kerja sama, melihat peluang pengembangan petrochemical dalam rangka menurunkan impor. Hal tersebut sesuai dengan arahan Bapak Presiden dan kebijakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pabrik yang menghasilkan import subtitution," ujar Nicke dalam keterangan pers, Selasa (25/8/2020).
Nicke mengatakan, petrokimia merupakan salah satu pengembangan bisnis dan mitigasi jangka panjang. Bahkan, Nicke mengatakan petrokimia akan menjadi bisnis masa depan bagi kedua perusahaan.
"Saat ini Pertamina juga menghasilkan beberapa produk yang menjadi bahan baku petrokimia. Maka tepat jika petrokimia menjadi hilirisasi produk kilang-kilang Pertamina. Di RJPP Pertamina hingga 2026 mendatang, Pertamina akan membangun petrochemical plant yang diintegrasikan dengan kilang-kilang Pertamina," ujar Nicke.
Nicke menjelaskan, Pertamina bersama Chandra Asri siap mengembangkan kilang petrokimia. Apalagi, Pertamina sudah memiliki kilang dengan kemampuan berbasis petrokimia.
"Kita punya RDMP Balikpapan, Balongan, Cilacap, Dumai kita upgrade dan tingkatkan kerja sama hulu dan hilir. Kemudian agar bagaimana produk petrokimia di Indonesia bisa kompetitif dan bisa masuk dan leading di Asia, itu tugas kita bersama," ucap Nicke.
Sementara itu, Komisaris PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Agus Salim Pengestu mengaku berkata, "ada banyak opportunity eksplorasi bisnis petrokimia dalam negeri maupun Asia. Kami yakin potensi kerja sama di antara kedua pihak masih luas. Proyek-proyek dalam HoA ini hanya langkah awal saja."
Sebelumnya, Pertamina dan Chandra Asri Petrochemical telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) pada 1 Oktober 2019 untuk menjalin sinergi bisnis petrokimia nasional. Hal ini didasari karena tingginya kebutuhan petrokimia di dalam negeri yang saat ini masih diimpor dalam jumlah yang tinggi (defisit).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti