Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Potensi UMKM Bersama Sawit: Terbuka

        Potensi UMKM Bersama Sawit: Terbuka Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang diharapkan dapat menjadi salah satu ujung tombak perekonomian Indonesia. Di Indonesia, tren UMKM oleh pelaku usaha tersebut terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.

        Data Kementerian Koperasi dan UMKM mencatat pada 2010, jumlah UMKM yang ada di Indonesia sebanyak 52,7 juta unit usaha dan pada 2018 diperkirakan terus tumbuh menjadi 62,9 juta unit usaha. Kontribusi sektor UMKM terhadap PDB Indonesia mencapai 60,34 persen dan mampu menyerap tenaga kerja sekitar 116,4 juta orang atau sekitar 89,2 persen dari total tenaga kerja Indonesia.

        Baca Juga: Biodiesel Sawit: Peluang Konsumsi Domestik Meningkat?

        Mengingat kondisi tersebut, sektor UMKM di Indonesia perlu didorong untuk dapat terus tumbuh dan berkembang. Sebagai komoditas sejuta manfaat, kelapa sawit juga dapat dikembangkan oleh UMKM untuk menghasilkan produk turunan yang inovatif.

        Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Erliza Hambali, M.Si menyatakan bahwa semua bagian dari sawit mempunyai nilai dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah. Para pelaku UMKM dapat memanfaatkan kelapa sawit untuk menciptakan atau mengembangkan produk yang inovatif sehingga menjadi produk hilir primadonia.

        Lebih lanjut, Prof. Erliza mengatakan bahwa UMKM dapat memanfaatkan metil ester dari kelapa sawit untuk menyintesis berbagai jenis surfaktan. Perlu diingat bahwa surfaktan memiliki peranan penting pada berbagai sektor industri dan dalam kehidupan sehari-hari. Produk-produk surfaktan tersebut di antaranya sabun, pasta gigi, cuci muka, sikat gigi, serta produk kebersihan lainnya. Potensi tersebut membuka peluang bagi UMKM untuk dapat mengembangkan produk hilir sawit.

        Metil ester termasuk bahan oleokimia dasar, turunan dari trigliserida yang dapat dihasilkan melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi. Metil ester dapat dikonversi menjadi Metil Ester Sulfonate (MES) yang dapat diaplikasikan secara luas dalam produk deterjen dan pembersih, kosmetik dan skincare, farmasi, pangan, pertambangan (minyak), cat dan coating, serta kertas dan tekstil. MES memiliki keunggulan yakni ramah lingkungan, lembut, dan tidak membuat kulit iritasi.

        Tidak hanya melalui pengolahan minyak kelapa sawit, limbah kelapa sawit pun berpotensi dapat dikembangkan menjadi berbagai produk turunan oleh UMKM misalnya berupa asap cair (liquid smoke). Bahan baku pembuatan asap cair tersebut dapat berasal dari limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang berfungsi sebagai antibakterial dan antijamur.

        Salah satu pemanfaatan asap cair tersebut yakni dapat digunakan sebagai bahan baku disinfektan. Di tengah pandemi ini, produk-produk disinfektan menjadi kebutuhan pokok bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini tentunya membuka peluang bagi pelaku UMKM di Indonesia.

        Selain itu, penggunaan liquid pada vape (rokok elektronik) yang mengandung sekitar 80 persen gliserol yang berasal dari tanaman salah satunya kelapa sawit juga dapat dimaksimalkan. Hal ini juga dapat menjadi peluang bisnis bagi UMKM yang ingin mengembangkan produk turunan berbasis minyak kelapa sawit. Dampaknya, penyerapan minyak sawit domestik akan meningkat dan inovasi-inovasi produk yang dihasilkan oleh pelaku UMKM diharapkan dapat memajukan sektor UMKM sehingga posisi industri sawit nasional makin kuat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: