Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        CPO CIF Rotterdam CW II-2020: Tren Makin Positif

        CPO CIF Rotterdam CW II-2020: Tren Makin Positif Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menutup Caturwulan II-2020, harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) di CIF Rotterdam basis tercatat menguat dibandingkan periode yang sama pada m-o-m. Harga rata-rata CPO pada Agustus 2020 yakni sebesar US$697,50/MT atau menguat 5,5 persen dibandingkan bulan Juli 2020.

        Selama Caturwulan II-2020, harga rataan bulanan CPO terus menunjukkan tren positif dari yang sebesar US$527,65/MT pada Mei menjadi US$697,50/MT pada Agustus. Nilai ini mengalami kenaikan hingga mencapai 32,2 persen.

        Baca Juga: Long Weekend, Harga CPO di W3 Agustus 2020?

        Berkurangnya produksi CPO dari provinsi-provinsi sentra sawit di Indonesia menjadi salah satu sentimen menguatnya harga tersebut. Di tengah kondisi itu, permintaan akan minyak kelapa sawit dari negara-negara importir utama seperti India dan China mulai membaik akibat pelonggaran lockdown yang juga berdampak pada perbaikan sektor perekonomian di masing-masing negara tersebut. Faktor-faktor ini diyakini mampu menjaga sentimen positif harga CPO hingga akhir tahun.

        Analis Andy Wibowo Gunawan menjelaskan, permintaan CPO dari India dan China tersebut cenderung akan meningkat di semester II-2020. Kendati demikian, Andy memperkirakan bahwa pada y-o-y, impor CPO India akan turun menjadi 5,8 juta ton atau sekitar 11 persen, sedangkan impor CPO China diyakini turun dalam atau sekitar 15 persen menjadi 6,4 juta ton.

        "Setelah memperhitungkan efek pandemi Covid-19, kami optimistis bahwa impor India dan China bakal kembali meningkat di 2021 masing-masing menjadi 6,1 juta ton dan 6,7 juta ton," terang Andy.

        Terkait produksi CPO nasional, Andy menilai fenomena curah hujan yang lebih tinggi beberapa waktu lalu di Kalimantan dan Sulawesi sedikit berpotensi memengaruhi pasokan CPO Indonesia di sisa 2020. Ditambah lagi, beberapa daerah di wilayah Kalimantan sempat dikabarkan banjir sehingga berpotensi menekan produksi CPO Indonesia di 2020 menjadi 42,5 juta ton.

        Selain itu, Andy mengungkapkan, langkah pemerintah Indonesia yang telah merevisi target konsumsi biodiesel B30 dari 9,6 juta kiloliter menjadi 8 kiloliter akan terealisasi dengan baik pada tahun ini. Perlu diingat bahwa selama ini, 70 persen CPO Indonesia masih mengandalkan pasar ekspor dan sekitar 30 persen menjadi serapan domestik. Meskipun begitu, dengan terus dijalankannya program biodiesel dan inovasi-inovasi energi terbarukan lainnya, Indonesia dapat terlepas dari ketergantungan pasar ekspor.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: