Komitmen Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang maju mandiri dan modern terus diwujudkan salah satunya melalui pendidikan vokasi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan ada empat jurus jitu yang harus ditekankan dalam pendidikan vokasi, yakni karakter, pendidikan vokasi harus menciptakan generasi milenial yang memiliki karakter seorang petarung, tidak mudah menyerah, dan memiliki jiwa yang tangguh.
Kedua, pendidikan vokasi harus menciptakan generasi milenial yang memiliki kompetensi dan mampu bekerja sama dengan orang lain.
Baca Juga: Cetak Wirausahawan Pertanian, YESS Kementan Gandeng P4S Cilangkap
Baca Juga: Patroli Laut Bea Cukai Juga Terlibat dalam Misi Kemanusiaan
Ketiga, memiliki sifat kritis baik pada dirinya, dengan lingkungan, dan semua masalah yang dihadapi namun tetap sejalan dengan jiwa kebangsaan. Keempat, berfikir kreatif untuk berinovasi dengan meningkatkan literasi tentang sektor pertanian, manajemen keuangan, orientasi pasar dan sarana prasarana melalui dunia digital.
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menambahkan pendidikan vokasi dilaksanakan untuk menghasilkan sarjana terapan kualifikasi job seeker dan job creator. Untuk itu, link and match dengan dunia usaha dan dunia industri sangat diperlukan dalam pendidikan vokasi.
"Ciri pendidikan vokasi yang berhasil adalah lulusannya dapat diserap oleh dunia usaha dan dunia industri. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dikawal dan dilibatkan DUDI dalam penyusunan kurikulum, proses pembelajaran dan tahapan lainnya sehingga lulusan memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja," papar Dedi.
Sesuai dengan arahan tersebut, Pusat Pendidikan Pertanian melakukan pertemuan untuk implementasi penyelarasan kurikulum antara Polbangtan dan KIBIF dilaksanakan di Polbangtan Bogor (Kampus Cinagara) Jurusan Peternakan (3/9/2020).
Hadir membuka acara tersebut Direktur Polbangtan Siswoyo, yang menegaskan bahwa pertemuan ini harus lebih konkret sehingga dapat segera berjalan, materi pembelajaran Polbangtan harus link and match dan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.
"Ada empat mata kuliah yang terkait dengan KIBIF, yaitu Teknologi Produksi Ternak Potong, Penyembelihan Ternak, Pengolahan Limbah Ternak, Pengolahan Hasil Ternak, Nutrisi dan Pakan Ternak", papar Siswoyo.
Pada pertemuan ini dicapai beberapa kesepakatan berupa lima tahapan kerja sama. Tahap pertama terkait dengan pembahasan kurikulum dan materi kuliah, pembahasan model kerja sama dengan teaching factory (Tefa) pembahasan peluang pengembangan kewirausahaan.
Tahap kedua, yaitu proses magang, yang terdiri dari magang dosen, magang pengelola Tefa, tenaga teknis, dan magang mahasiswa. "Melalui magang ini, diharapkan peserta dapat mengadopsi teknologi dan pola budidaya ternak di Dudi. Peserta pun dapat mengakses peluang usaha hingga akhirnya mampu membuka usaha dengan modal dana dari PWMP. Tak hanya itu, mahasiswa atau alumni dapat mengakses franchise skala kecil-menengah dari KIBIF dan Dudi lain," tambah Siswoyo.
Tahap ketiga adalah kuliah atau praktik yang dimentori langsung oleh perwakilan dari Dudi sesuai kurikulum yang telah disinkronkan dengan pelaksanaan Tefa dilanjutkan dengan pemantauan kegiatan Tefa oleh Dudi.
Tahap keempat adalah pelaksanaan PKL atau magang mahasiswa selama 3-6 bulan di semester akhir., dan tahap kelima adalah seleksi mahasiswa untuk bekerja di Dudi telah menjalin kerja sama dengan Kementan dalam hal ini Polbangtan.
Untuk magang dosen dan PKL mahasiswa di KIBIF pada tahun ini belum bisa dilaksanakan karena adanya pandemi Covid-19. Di akhir pertemuan, pihak KIBIF dan Polbangtan Bogor kampus Cinagara merencanakan kembali akan melakukan pertemuan secara internal dosen-dosen dengan pihak KIBIF untuk menyakan persepsi rencana perkuliahan. (YON/LL)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti