Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: Ping An, Asuransi Kebanggaan China

        Kisah Perusahaan Raksasa: Ping An, Asuransi Kebanggaan China Kredit Foto: Reuters/Damir Sagolj
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Seluruh penjuru dunia sedang berjuang melawan pandemi virus corona atau Covid-19. Dampaknya sudah terasa, baik di kehidupan sehari-hari maupun di sektor perekonomian. Pandemi Covid-19 mungkin berdampak besar pada sektor keuangan, antara lain industri jasa keuangan dan asuransi. 

        Dalam banyak kasus, perusahaan asuransi sudah mulai mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi bisnis mereka. Menjaga para konsumen yang kebingungan dalam masa yang sulit ini. 

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Daimler, Otomotif Mewah dari Jerman

        Di sisi lain, reputasi perusahaan asuransi secara keseluruhan semakin terpukul karena konsumen dan bisnis mulai menyadari fakta bahwa sebagian besar polis asuransi tidak mencakup pandemi Covid-19. Alhasil dengan resesi yang mengancam ekonomi global dan meningkatnya jumlah kebangkrutan, industri asuransi dan investasi mengalami tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

        Salah satu raksasa di dunia asuransi, Ping An Insurance, nyatanya tak bisa keluar dari jerat penurunan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 ini. Meski begitu kinerja Ping An pada 2019 cukup stabil. Perusahaan membukukan pendapatan tahunan sebesar 163,5 juta dolar AS atau meningkat 13,5 persen dari tahun sebelumnya.

        Perusahaan juga mencatatkan laba bersih 16,2 juta dolar AS. Sementara aset perusahaan masih terjaga cukup baik di angka lebih dari 1 miliar dolar AS. Meski begitu Ping An dalam daftar Global 500 milik Fortune pada tahun itu harus puas menduduki peringkat 29.

        Sementara pada 2020, Ping An merangkak naik ke posisi 21 pada daftar itu. Pendapatan tahunan raksasa itu kini mencapai 184,2 juta dolar AS, dengan laba bersih sebesar 21,6 juta dolar AS. Untuk aset perusahaan sendiri tercatat di angka 1,1 miliar dolar AS.

        Ping An diketahui sebagai perusahaan asuransi pertama di China yang mengadopsi nilai-nilai Barat. Lantas, seperti apa perjalanan panjang perusahaan raksasa itu sehingga bisa mencapai posisi demikian? Dikutip dan diolah Warta Ekonomi dari berbagai sumber, kali ini Jumat (4/9/2020), kami sajikan kisah raksasa itu menjadi artikel sebagai berikut. 

        Tumbuh dan kembang Ping An tidak lepas dari sang pendiri, Ma Mingzhe. Pria yang menyandang gelar doktor itu merupakan salah satu anggota Partai Komunis China. Ia sudah bekerja di industri asuransi sepanjang karirnya sebelum mendirikan perusahaan Ping An. The Times menjulukinya "pejuang berpengalaman yang menyusun pendirian Ping An sebagai perusahaan asuransi independen".

        Sang CEO, Ma dikabarkan hanya tidur setidaknya tiga atau empat jam sehari. Pola tidur yang demikian itu terjadi ketika dia berfokus mengembangkan bisnis yang ia bangun itu.

        Ma mendirikan Ping An pada 1988 di Shenzhen, pusat bisnis di China selatan. Pendirian Ping An juga didasari atas surat persetujuan (Yinfu) yang dikeluarkan Bank Rakyat China. Isi persetujuan itu antara lain menyatakan izin usaha finansial dengan saham gabungan perusahaan asuransi lokal. 

        Ping An dimulai sebagai perusahaan asuransi properti dan kecelakaan. Usai berdiri, Ping An mulai bekerja pada April 1988.

        Perusahaan pertama yang membayar asuransi pada Ping An adalah perusahaan real estate di zona industri Shekou. Mereka mengasuransikan bisnisnya dengan nilai pertanggungan sebesar 30,7 juta yuan China, dan pendapatan 43,9 juta yuan China. 

        Sementara di waktu yang sama dewan direksi Ping An pun dibentuk. Posisi pimpinan utama dijabat oleh Presiden ICBC Shenzen, Liu Jianting, untuk jabatan wakil ketua perusahaan diisi oleh Gu Liji, sementara Ma Mingzhe dan He Peiquan masing-masing ditunjuk sebagai manajer umum dan wakil manajer umum. 

        Ma, seorang yang rajin membaca buku klasik China dan Barat, kemudian menanamkan nilai-nilai filosofi Confusius, filsuf yang hidup pada abad ke-6 sebelum masehi. Alhasil, dia juga merangkul model bisnis Barat ketika China berada di masa-masa awal perpindahan ekonomi. 

        Ma juga sebelumnya bekerja sebagai asisten manajer di kantor jaminan sosial, Merchants Group, di Shekou, Shenzhen. Dengan keahliannya, Ma membujuk eksekutif senior, Yuan Geng, untuk membantunya mendirikan bisnis asuransi, yang kini dikenal sebagai Ping An. Perusahaannya ini diklaim sebagai asuransi jiwa pertama di China yang meniru model-model Barat. 

        Pada 1990, manajer umum Ping An, Ma, mengunjungi Amerika Serikat untuk keperluan studi selama tiga bulan. Lewat kunjungan ini, perusahaan sudah menjalin ikatan dengan pasar asuransi AS, sehingga menciptakan perkembangan baru bisnis asuransi di luar China. 

        Sementara itu setahun kemudian, tragedi menimpa Ping An. Kapal Tuoai milik raksasa asuransi asal China itu bertabrakan dengan kapal penangkap ikan Jepang di perairan Kanada. Insiden itu menyebabkan Ping An membayar biaya pertanggungjawaban sebesar 16,2 juta dolar AS. Ini adalah klaim terbesar yang pernah dialami perusahaan sejak berdiri.

        Ma dan jajaran direksi secara resmi mengganti nama perusahaan. Perubahan terjadi pada 4 Juni 1992 menghasilkan nama baru perusahaan yaitu Ping An Insurance Company of China, menjadi perusahaan asuransi nasional.

        Sejak pertengahan 1990-an Ping An telah melakukan diversifikasi ke layanan keuangan dari bisnis inti asuransi dan mulai mengambil investasi dari perusahaan luar negeri. 

        Ping An membawa Morgan Stanley dan Goldman Sachs sebagai pemegang sahamnya, pada 1994. Dengan begitu, Ping An menjadi lembaga keuangan pertama di China yang memiliki investor asing.

        Pada tahun 2002 HSBC mengambil saham ekuitas yang besar di Ping An. Sejak 24 Juni 2004 Ping An telah terdaftar di Bursa Efek Hong Kong. Dan pada Maret 2007, perusahaan terdaftar di Bursa Efek Shanghai.

        Ma dan keluarganya mengumumkan bakal menyumbangkan dana sebesar 100 juta yuan China untuk membentuk dana khusus amal bernama Ming Yuan Charity Fund, pada 2007. Dengan sumbangan pertama senilai 20 juta yuan China, Ma berencana siap melakukan investasi berikutnya sepanjang lima tahun ke depan.

        Pada awal 2008, Ping An setuju untuk mengambil 50% saham di Fortis Investments, anak perusahaan Fortis, yang telah mengambil alih ABN AMRO Asset Management sebagai akibat dari perpecahan ABN AMRO pada akhir 2007, tetapi kesepakatan dibatalkan pada Oktober 2008. 

        Pada bulan Juni 2009, Ping An menjadi investor strategis di Shenzhen Development Bank (sekarang bagian dari Ping An Bank). 

        Sejak 2015, atas inisiatif laboratorium kecerdasan buatan (artificial intelligence) Ping An Technology telah menghasilkan lusinan proyek, salah satunya teknologi pengenalan wajah. Teknologi ini telah digunakan sejumlah produknya meliputi persetujuan kredit, registrasi akun internet, perbandingan batch kartu kredit, verifikasi identitas bisnis perbankan, login akun, asuransi dan penjaminan emisi.

        Selama dekade terakhir, perusahaan ini berkembang dan merambah dunia daring. Ping An di posisi ini melayani pemberian pinjaman peer-to-peer terbesar di daratan China. Raksasa pinjaman online Lufax dengan nilai perusahaan 18,5 miliar dolar AS pada Januari 2015 merencanakan penawaran umum perdana (IPO) di Hong Kong.

        Tawaran itu disambut baik Ping An. Perusahaan mulai menjual sahamnya di Hong Kong dengan harga 56,2 dolar Hong Kong per saham. Nilai ini merupakan penawaran tertinggi terhadap saham perusahaan. 

        Pada 2016, Ping An berinvestasi lebih banyak di luar negeri. Pada Januari 2017, Wakil Kepala Cai Lifeng mengundurkan diri karena alasan pribadi.

        Saham Ping An anjlok 30 persen pada kuartal pertama 2020. Penyebabnya, klaim besar-besaran para nasabah di seluruh industri asuransi kesehatan di China yang diakibatkan pandemi virus corona.

        Pada Maret 2020, Ping An menyumbangkan kebutuhan medis penanganan Covid-19 lewat dana sebesar 1,5 juta dolar AS kepada pemerintah Indonesia sebagai tanggapan atas seruan KTT G20. Sang CEO, Ma, menyumbangkan peralatan medis meliputi kacamata, alat pelindung diri, alat pernafasan, dan banyak lagi. 

        Di kasus yang sama, Ping An juga menyumbangkan lebih dari 1,1 juta pon kebutuhan medis ke Inggris. Ma mengatakan, perusahaannya telah mengirimkan bantuan alat-alat kesehatan termasuk 100.000 masker, sarung tangan, kacamata; 10.000 pembersih tangan, masker wajah, dan alat uji Covid-19; 4.000 set alat pelindung diri; dan 15 alat bantu pernapasan. Bantuan juga meliputi teknologi medis sistem pembacaan gambar lewat Smart CT Scan yang berjumlah 1.000 set.

        Meski demikian, hingga Juli 2020, Ping An tetap menjadi perusahaan asuransi paling berharga di China. Kapitalisasi perusahaan di pasar mencapai angka 210 miliar dolar AS. Di tahun ini pula, kepengurusan 30 tahun, Peter Ma Mingzhe berpindah ke trio baru, Jason Bo, Xie Yonglin dan Jessica Tan.

        Perubahan itu dikatakan Ping An sebagai struktur manajemen baru yang disesuaikan dengan strategi ganda. Mereka memanfaatkan produk keuangan dan kemajuan teknologi untuk  mendorong pertumbuhan pendapatan. Ambisi nyata Ping An tampaknya menjadi raksasa fintech. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: