Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Fachrul Razi Diceramahi Habis oleh Sesepuh MUI, Tertampar!

        Fachrul Razi Diceramahi Habis oleh Sesepuh MUI, Tertampar! Kredit Foto: Antara/Prasetia Fauzani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas merespons pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi terkait isu radikalisme yang baru-baru ini dilontarkan dalam sebuah webinar.

        "Kalau kita bicara radikalisme, jangan hanya di ujung atau di muaranya saja. Tapi cari penyebabnya sampai ke hulunya," kata Anwar dalam keterangannya, Jumat (4/9/2020).

        Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal MUI Pusat ini mengatakan, sumbu radikalisme adalah banyaknya praktik ketidakadilan dan diskriminasi, serta tidak tegaknya hukum di negeri ini.

        Baca Juga: Menag Islamophobia, Fadli Zon: Pak Jokowi Ganti Saja Fachrul Razi

        Baca Juga: Megawati Curhat, Gak Bisa Taklukkan Hati...

        Hal itu, sambungnya, kemudian memicu para dai dan penceramah menyampaikan kritiknya. "Lalu para dai berteriak membela hak-hak rakyat yang tertindas tersebut. Mereka dianggap dan dicap sebagai provokator dan radikal. Benarkah ini? Kalau dilihat secara luas dan jernih, ya tidak benar," ucap Anwar.

        Atas dasar hal tersebut, dia meminta Fachrul dan jajarannya harus berbicara secara komprehensif dan totalitas jika ingin memberantas radikalisme secara serius.

        "Lalu membuat program untuk menghentikan segala bentuk ketidakadilan dan diskriminasi yang ada di negeri ini," ujar pria yang juga Ketua PP Muhammadiyah tersebut.

        Jika akar dari radikalisme itu tidak bisa dihilangkan, Anwar mengatakan, bibit-bibit radikalisme tetap akan muncul. "Sehingga dia menjadi pekerjaan yang menghabiskan waktu, dana, dan tenaga. Tentu kita tidak mau itu," ucapnya.

        Sebelumnya, Menag Fachrul Razi membeberkan cara masuk kelompok maupun paham-paham radikalisme ke masjid-masjid yang ada di lingkungan pemerintahan, BUMN, dan di tengah masyarakat.

        Salah satunya, dengan menempatkan orang yang memiliki paham radikal dengan kemampuan keagamaan dan penampilan yang tampak mumpuni.

        "Caranya masuk mereka gampang; pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan bahasa Arabnya bagus, hafiz (hafal Alquran), mereka mulai masuk," kata Fachrul dalam webinar bertajuk Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara di kanal YouTube Kemenpan-RB, Rabu (2/9/2020).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: