Cadangan bank adalah jumlah minimum kas yang harus disimpan oleh lembaga keuangan di bank sentral. Bank sentral di sejumlah negara menetapkan batas cadangan minimal. Sekalipun tidak ada batas yang ditetapkan, sejumlah bank masih ingin menyimpan cadangan yang disebut cadangan darurat (desired reserves).
Cadangan darurat bertujuan untuk menghadapi peristiwa-peristiwa tak terduga seperti penarikan bersih oleh nasabah dalam jumlah besar atau pengosongan bank (bank run). Cadangan bank dibagi menjadi cadangan wajib dan cadangan berlebih. Cadangan yang diperlukan adalah uang tunai minimum yang ada.
Baca Juga: Apa Itu Buku Kas?
Cadangan berlebih adalah uang tunai di atas jumlah minimum yang disyaratkan oleh bank sentral daripada digunakan sebagai pinjaman. Bank biasanya memiliki sedikit insentif untuk mempertahankan kelebihan cadangan karena uang tunai tidak menghasilkan pengembalian dan bahkan dapat kehilangan nilainya seiring waktu karena inflasi.
Dengan demikian, bank biasanya meminimalkan kelebihan cadangan mereka dan meminjamkan uang kepada klien daripada menyimpannya di brankas.
Adapun, menurut Bank Indonesia, cadangan bank merupakan sebagian dari aktiva bank berupa alat likuid, seperti kas, piutang, dan aktiva lain yang segera dapat dicairkan, seperti giro, deposito, dan simpanan lainnya untuk menghadapi kemungkinan penarikan rekening nasabah.
Cadangan bank menurun selama ekspansi ekonomi dan meningkat selama resesi. Artinya, pada saat yang tepat, bisnis dan konsumen meminjam lebih banyak dan membelanjakan lebih banyak. Selama resesi, mereka tidak dapat atau tidak mau mengambil utang tambahan.
Cadangan bank yang diperlukan mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh bank sentral yang didasarkan pada jumlah yang disimpan dalam rekening transaksi bersih. Ini termasuk rekening giro, rekening transfer otomatis, dan rekening wesel saham.
Transaksi bersih dihitung sebagai jumlah total dalam rekening transaksi dikurangi dana dari bank lain dan dikurangi uang tunai dalam proses pengumpulan.
Rasio cadangan yang diperlukan juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengimplementasikan kebijakan moneter. Melalui rasio ini, bank sentral dapat mempengaruhi jumlah dana yang tersedia untuk dipinjam.
Sebagai contoh, di AS mulai akhir 2008, Federal Reserve mulai membayar bunga kepada bank untuk cadangan yang dibutuhkan dan kelebihan cadangan sebagai cara untuk memasukkan lebih banyak uang tunai ke dalam ekonomi AS. Itu menjungkirbalikkan kebijaksanaan konvensional bahwa bank lebih suka meminjamkan uang daripada menyimpannya di brankas bank.
Istilah dalam Cadangan Bank
Cadangan deposito
Yaitu akun deposito yang dimiliki oleh bank di bank sentral.
Uang brankas
Yaitu cadangan tunai yang dimiliki oleh bank dan disimpan di brankas bank.
Cadangan pinjaman
Yaitu cadangan bank yang diperoleh dengan meminjam dari bank sentral.
Cadangan non-pinjaman
Yaitu cadangan bank yang tidak diperoleh dengan meminjam dari bank sentral.
Cadangan wajib
Yaitu jumlah cadangan yang wajib disimpan bank, ditentukan oleh bank sentral sebagai fungsi kewajiban deposito bank.
Cadangan berlebih
Yaitu cadangan bank yang melebihi cadangan wajib. Sebagian cadangan berlebih atau bahkan seluruhnya bisa disebut cadangan darurat.
Cadangan bebas
Yaitu jumlah cadangan berlebih yang melebihi cadangan pinjaman.
Cadangan total
Yaitu semua cadangan bank, seperti uang tunai yang ada di brankas ditambah cadangan deposito di bank sentral, cadangan pinjaman ditambah non-pinjaman, dan cadangan wajib ditambah berlebih.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: