Keluarkan Dana Rp43 Triliun, Yunani Benar Serius Perangi Turki
Ketegangan di Laut Mediterania Timur semakin tajam. Yunani dan Turki semakin sering terlibat perang kata.
Masing-masing negara saling menghina dan mencemooh satu sama lain. Bukan hanya itu, konflik Yunani-Turki kini 'siap berperang'.
Baca Juga: Perang Lawan Turki Belum Mulai, Perwira Yunani Gugur Duluan
Sekutu-sekutu Yunani memperkeruh suasana dengan menyediakan peluang agar rival Turki itu bisa memenuhi ambisi militernya.
Dikutip dari Al Jazeera, Yunani mengatakan siap untuk membeli persenjataan baru agar mampu melawan Turki.
Athena pun menyatakan akan meningkatkan kemampuan pasukan dan industri pertahanannya demi melibas Ankara.
Mereka berargumen Turki terus melancarkan berbagai operasi militer ke Laut Mediterania bersamaan dengan eksplorasi hidrokarbon di sana.
"Kepemimpinan Turki hampir setiap hari melancarkan ancaman perang dan membuat pernyataan provokatif terhadap Yunani," ujar Juru Bicara Stelios Petsas pada Senin 7 September 2020.
"Kami merespon secara politis, diplomatis, dan kesiapan operasional yang menentukan langkah penting untuk membela hak kedaulatan kami," lanjutnya.
Stelios menyatakan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis akan mengumumkan rincian rencana peningkatan kemampuan militer mereka pada Sabtu 12 September 2020 mendatang.
Pengumuman rencana tersebut bersamaan dengan pidato kenegaraan tahunan berkaitan dengan situasi ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
"Kami sedang menghubungi negara-negara sahabat dengan tujuan memperkuat peralatan bagi angkatan bersenjata kita," imbuh Stelios.
Pekan lalu, Yunani melelang surat utang negara (SUN) senilai 2,5 miliar Euro atau setara dengan Rp43 triliun.
Uang sebesar itu digunakan untuk mendanai anggaran militer yang semakin membuncit dan bantuan sosial bagi usaha kecil yang terdampak pandemi Covid-19.
Media lokal Yunani menyebut, uang tersebut akan dipakai untuk membeli pesawat tempur Rafale dan setidaknya satu kapal perusak buatan Prancis.
Stelios Petsas mengatakan Perdana Menteri Yunani akan bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis 10 September 2020 mendatang dalam pertemuan Negara-negara Uni Eropa Mediterania di Pulau Korsika.
Sabtu lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Yunani untuk segera berdialog damai soal perseteruan Mediterania Timur.
Erdogan pun mengancam akan ada konsekuensi jika Athena terus mangkir dari dialog yang diadakan oleh NATO ini.
"Mereka entah akan memahami bahasa politik dan diplomasi, atau akan merasakan pengalaman yang amat pahit," tegasnya.
Sebagaimana dikabarkan Pikiran-Rakyat.com, Yunani sempat mengelak telah setuju untuk duduk bersama Turki dan NATO agar bisa membicarakan permasalahan Mediterania Timur baik-baik.
Athena bahkan menuding Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenber berbicara 'tidak sesuai kenyataan' alias berbohong.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: