Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jamaah 212: Kenapa Selalu Ulama Jadi Target? Masih Misteri...

        Jamaah 212: Kenapa Selalu Ulama Jadi Target? Masih Misteri... Kredit Foto: IG @indonesiamengaji.id
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Aliansi Anak Bangsa (AAB) yang juga Mujahid 212, Damai Hari Lubis, mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penusukan terhadap ulama Syekh Ali Jaber di Bandarlampung, Minggu (13/9) sore. 

        Ia meminta pihak kepolisian untuk melibatkan tim ahli jiwa dalam perkara ini. Sebab, dikerenakan banyak pelaku yang sengaja berencana melakukan pembunuhan kepada ulama selalu dinyatakan mengalami gangguan kejiwaan. Baca Juga: Dukung Aksi Anies, Imbau Kelompok 212: Sering-Sering Berwudhu

        "Perlu diusut tuntas oleh pihak kepolisian RI dengan melibatkan tim ahli jiwa, oleh karena banyak dari para pelaku yang berencana membunuh ulama dan atau ustad melulu punya penyakit jiwa," ujarnya, seperti dikutip dari RMOL, Senin (14/9). Baca Juga: Syekh Ali Jaber Ditusuk, Habib Rizieq Keras, Beri Kutukan ke Pelaku Langsung dari Arab

        Lanjutnya, ia mengaku heran para orang yang menalami gangguan jiwa banyak melakukan percobaan pembunuhan terhadap ulama maupun melakukan perusakan tempat ibadah.

        "Pertànyaan misterinya kenapa para penyakit jiwa ini bisa pilih target. Dan targetnya selalu ulama atau ustaz? Objek korban selalu pendakwah," herannya.

        Karena itu, ia meminta negara untuk melakukan kajian ilmiah atas banyak insiden seperti penusukan terhadap Syekh Ali Jaber, di mana ada pengakuan pihak keluarga kepada kepolisian bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa sejak empat tahun lalu.

        "Maka perlu tarik benang merahnya. Dibutuhkan kajian ilmiah apakah orang gila bisa didoktrin oleh orang lain untuk melakukan tindak kejahatan?" tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: