Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hamas Yakin Erdogan Sosok Panglima Perang Muslim karena...

        Hamas Yakin Erdogan Sosok Panglima Perang Muslim karena... Kredit Foto: Reuters/Bernadett Szabo
        Warta Ekonomi, Istanbul -

        Tak perlu disangsikan lagi besarnya dukungan yang diberikan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, terhadap perjuangan rakyat Palestina. Meski menuai banyak kecaman dan membuat Turki memiliki banyak musuh, Erdogan tetap berdiri tegak bergandengan bersama kelompok pejuang Hamas Palestina.

        Dalam laporan Finnancial Times, sejumlah rakyat Palestina mendatangi salah satu situs suci umat Islam dunia, Masjid Al-Aqsa, Jerusalem, Jumat (11/9/2020). Kaum pria datang untuk melaksanakan kewajiban Salat Jumat, sementara para wanita datang ke Al-Aqsa sembari membawa bendera Turki dan foto Erdogan.

        Baca Juga: Erdogan Klaim Ekonomi Bukan Lagi Senjata Menakutkan buat Turki

        Popularitas Erdogan di kalangan rakyat Palestina, membuktikan bahwa perjuangan pria 66 tahun untuk membebaskan Palestina dari cengkraman kaum Zionis Israel. 

        Tak seperti sejumlah negara Arab yang akhirnya terkena rayuan Israel, Turki di bawah komando Erdogan tetap konsisten dalam dukungannya terhadap perjuangan rakyat Palestina. Sebab seperti yang diketahui, Israel berhasil membujuk Mesir, Yordania dan Uni Emirat Arab (UEA), untuk berdamai.

        Mesranya hubungan Erdogan dengan kelompok sayap militer Hamas Palestina, membuat Israel gusar. Tak cuma Israel, Amerika Serikat (AS), dan sejumlah negara Uni Eropa (UE) juga mengecam tindakan Erdogan. Bagaimana tidak, Erdogan mengundang para petinggi Hamas ke Istanbul, 22 Agustus 2020.

        Menurut laporan The Jerusalem Post, dalam kesempatan itu Erdogan bertemu langsung dengan Wakil Kepala Hamas, Saleh al-Arouri. Kedatngan al-Arouri ini kian membuat Israel, AS, dan Uni Eropa murka. Pasalnya, al-Arouri adalah salah satu buronan paling dicari pemerintah AS. Bahkan kepala al-Arouri dihargai US$5 juta, atau setara dengan Rp73,9 miliar.

        Saat itu, Erdogan juga kembali bertemu dengan Pemimpin Hamas Palestina, Ismail Haniyeh. Selain memberikan ucapan selamat kepada Erdogan atas keputusannya mengubah gereja Hagia Sophia menjadi masjid, pertemuan itu juga membahas soal perlawanan terhadap Israel yang ingin mencaplok wilayah Tepi Barat.

        Seorang pejabat tinggi Turki yang tak disebutkan namanya, menyatakan Erdogan tahu Israel tengah menargetkan negara-negara Arab yang memberikan dukungan kepada perjuangan Palestina. Seperti halnya UEA, Israel ingin negara-negara ini tak lagi ikut campur dalam konfliknya dengan Palestina.

        "Mereka (Israel) telah mengisolasi Gaza dalam waktu yang lama secara fisik dan politik. Dan, sekarang mereka menargetkan negara-negara yang memiliki kontak dengan Hamas," ucap pejabat tinggi Turki itu.

        Sementara itu, seorang peneliti Institut Washington untuk Kebijakan Timur Tengah dan Institut Studi Keamanan Nasional Tel Aviv, Sarah Feuer, menyebut bahwa Turki hanya ingin unggul dalam hal geopolitik dan ideologis. Feuer juga mengatakan Erdogan memang ingin tampil sebagai pemimpin Islam dunia.

        Dalam pandangannya, Feuer yakin Turki akan membuat perlawanan yang lebih besar kepada negara-negara Arab yang pada akhirnya memilih berdamai dengan Israel.  Feuer meyakini Erdogan bakal menentang koalisi UEA-Arab Saudi-Mesir.

        "Ada pertimbangan geopolitik dan ideologis di sini. Erdogan melihat aliansi yang muncil di kawasan ini sebagai ancaman. Tetapi, dia juga menampilkan dirinya sebagai pemimpin dunia Muslim dan pembawa bendera gerakan Islam untuk melawan kubu UEA-ArabSaudi-Mesir," ujar Feuer.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: