Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: China Construction Bank, Big Four Perbankan Masif China

        Kisah Perusahaan Raksasa: China Construction Bank, Big Four Perbankan Masif China Kredit Foto: Wikimedia Commons/Raysonho
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rival terbesar Amerika Serikat (AS) saat ini, China, secara jelas menunjukkan dominasinya atas dunia. Negeri Panda dari segi ekonomi nyatanya telah unggul dibanding negeri Paman Sam tersebut.

        Perkembangan finansial China sepenuhnya dikontrol oleh pemerintahnya. Banyak lembaga keuangan dimiliki oleh negara. Instrumen utama pengontrol kebijakan fiskal dan keuangan negara Tirai Bambu dipegang oleh People's Bank of China dan Ministry of Finance, yang keduanya tunduk pada Dewan Negara. 

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Alphabet, Konglomerat Holding Bentukan Google

        People's Bank of China secara resmi menggantikan peran Central Bank of China pada 1950. Bank ini memiliki tugas dan fungsi mengeluarkan mata uang nasional renminbi (yuan), mengontrol perputaran uang, dan memainkan peran penting dalam mencairkan anggaran negara.

        Lembaga keuangan penting milik China lainnya adalah China Construction Bank yang bertanggung jawab memanfaatkan sebagian besar investasi sebagai dana modal perusahaan dan indistri komersial di China. Lembaga ini juga berperan sebagai bank tabungan umum.

        Selanjutnya ada Agricultural Bank of China yang menjadi lembaga pengelola keuangan khusus melayani sektor pertanian negara. China Investment Bank juga termasuk ke dalam lembaga pemerintah lainnya yang menangani investasi-investasi dari luar negeri. Yang terakhir adalah China Construction Bank yang merupakan satu dari empat raksasa lembaga pengelola keuangan negara. 

        Bagaimana China mampu mengelola keuangan sedemikian baiknya sehingga salah satu di antara empat raksasa bank tersebut masuk ke dalam perusahaan raksasa dunia? Dikutip dan diolah dari berbagai sumber, Warta Ekonomi pada kesempatan kali ini, Kamis (17/9/2020), bakal mengulas kisah bank papan atas China menjadi artikel sebagai berikut.

        Embrio China Construction Bank muncul pertama kali pada 1954 dalam bentuk lain, yaitu People's Construction Bank of China. Sebagai lembaga clearinghouse pusat, bank ini berperan mengelola pendanaan pemerintah atas pekerjaan infrastruktur utama negara dan proyek konstruksi besar yang dilaksanakan lebih dari lima tahun. Bank ini kemudian dengan cepat mengembangkan organisasi nasional. 

        China Construction Bank --selanjutnya CCB-- berkantor pusat di Beijing dan memiliki kantor cabang di seluruh negeri. Pada 1959, CCB telah membuka 88 cabang di 16 provinsi, kota besar, dan daerah otonom khusus untuk menandai proyek konstruksi raksasa. CCB kemudian menambah cabang khusus baru untuk mengatur lokasi industri dan infrastruktur untama seperti Three Gorges dan jalur kereta Tsinghai-Tibet.

        Meskipun jangkauan CCB cukup luas, tapi operasi perbankannya tetap terbatas hingga akhir 1970-an. Dorongan menuju reformasi ekonomi dan langkah pertama menuju liberalisasi sektor keuangan, komersial, dan industri negara, menyebabkan perubahan dalam status CCB. Pada tahun 1979, CCB menjadi salah satu bank khusus milik negara, yang bertugas membantu pemerintah melaksanakan kebijakan reformasi baru.

        Bank ditempatkan di bawah kendali langsung Dewan Negara. Peran CCB kemudian bergeser dari menjadi clearinghouse bagi pemerintah menjadi peran perbankan yang lebih tradisional. 

        Alih-alih berfungsi sebagai saluran pendanaan, bank sekarang menjadi pemberi pinjaman. CCB menyelesaikan pinjaman pertamanya, sebesar 34 juta yuan China, ke Pabrik Fiber Liaoyang pada 1979.

        Perkembangan zona ekonomi khusus di sepanjang pantai China dan pembukaan zona ini untuk investasi dan operasi asing, membuat CCB mengembangkan pertukaran mata uangnya sendiri. Operasi keuangan internasional CCB dimulai pada 1986. Di tahun yang sama, CCB mampu meraih keberhasilan ketika bank cabang Shanghai membantu mengatur paket pembiayaan internasional untuk Shanghai Petro-Chemical. Juga CCB mulai menerbitkan obligasi, layanan yang diluncurkan dengan dukungan dari penawaran saham Shandong Yantai Longkou Power.

        Pada 1988 CCB menawarkan cakupan melalui cabangnya di semua pasar provinsi utama dan zona pengembangan ekonomi khusus. Bank mulai mengembangkan kartu kredit pertamanya pada tahun 1989 dengan MasterCard. Kartu itu diluncurkan pada April 1990, di provinsi Guangzhou. 

        Pada awal 1990-an, total portofolio pinjaman CCB telah mencapai 300 miliar yuan China. Selama periode ini, portofolio pinjaman CCB, yang sebagian besar didasarkan pada pinjaman konstruksi, juga diperluas untuk mencakup pinjaman modal kerja dan investasi aset tetap. Bank ini juga memiliki lebih dari 40 miliar yuan China dalam bentuk simpanan swadana.

        Transisi CCB ke perbankan komersial mengambil langkah maju lainnya. Selama dekade ini bank juga berkembang ke pasar konsumen. Perusahaan memasuki pasar real estat, dan menjadi pemain utama dalam komersialisasi taman perumahan negara, yang sebelumnya dikendalikan oleh berbagai badan pemerintah daerah, provinsi, dan kota. Pada periode ini juga CCB telah menjadi salah satu pemain keuangan terkemuka di pasar real estat negara.

        CCB juga membangun berbagai layanan konsumen, dan mengalami perluasan jaringan cabang yang luas. Jaringan CCB berjumlah lebih dari 21.000 cabang di seluruh negeri, dan basis karyawannya telah berkembang menjadi hampir 400.000 orang pada 1990-an.

        Pada 1993 perusahaan menambahkan kartu VISA dan telah memperluas operasi penerbitan kartu kreditnya ke hampir 270 cabang di penjuru negeri.  Perusahaan juga mulai memasang jaringan ATMnya sendiri, dan pada akhir 1993 memiliki sekitar 7.000 mesin.

        Pemerintah China sementara itu terus menjalankan kebijakan reformasi ekonominya. Di pengujung 1993, CCB bersiap memasuki tahap ketiga perkembangannya, yaitu menjadi bank umum milik negara.

        Sebuah langkah penting dalam proses ini datang pada awal 1994, ketika fungsi pembuatan kebijakan CCB dipisahkan dari bank dan ditempatkan ke dalam entitas baru, China Develompent Bank. Mandat bank beralih sepenuhnya ke perbankan komersial, dengan fokus pada pasar kredit jangka menengah dan panjang. 

        Untuk menggarisbawahi kemandirian barunya dari fungsi pemerintahan sebelumnya, bank tersebut mengubah namanya pada 1996 yang secara resmi mengadopsi nama China Construction Bank. 

        Pada saat itu, CCB telah tumbuh menjadi salah satu dari empat bank teratas negara, bersama dengan bank milik negara, Bank of China, Industrial & Commercial Bank of China, dan Agricultural Bank of China.

        CCB mengadopsi strategi bisnis baru pada pertengahan 1990-an. Perusahaan kini berorientasi pada kinerja. 

        Pada 1995, perusahaan juga meluncurkan upaya untuk menetapkan sistem pemeringkatan kredit internal sendiri. Tujuannya, mengembangkan standar yang lebih obyektif untuk bisnis peminjamannya.

        Meskipun demikian, CCB, seperti mitra perbankan milik negara lainnya, tetap dibebani dengan kredit macet dalam jumlah besar. Pemerintah China kemudian meluncurkan serangkaian upaya bantuan, termasuk mendirikan sejumlah perusahaan baru untuk menyerap sebagian dari portofolio kredit macet bank tersebut.

        Pada 1999, misalnya, CCB mentransfer kredit macetnya sendiri ke kendaraan milik negara yang baru, China Cinda Asset Management Corporation. Secara keseluruhan, pemerintah China menyerap sekitar 400 miliar dolar AS kredit macet. Pemerintah juga memompa dana untuk memungkinkan bank-bank menyeimbangkan pembukuan mereka. 

        Pada pertengahan 2000-an, pemerintah telah menyalurkan hampir 260 miliar dolar AS ke CCB. Itu juga diberikan kepada empat bank raksasa China lainnya.

        Jelang masuknya negara itu ke dalam World Trade Organization pada pertengahan 2000-an, pemerintah China terus mendorong kebijakan reformasi ekonomi. Pada awal dekade tersebut, pemerintah juga telah menunjukkan niatnya untuk mengalihkan kepemilikan saham di bank terbesarnya ke sektor swasta. Namun sektor perbankan China tetap diliputi korupsi. Banyak eksekutif puncak perusahaan ditangkap atas tuduhan korupsi dan penyuapan di berbagai kasus. Dengan demikian industri perbankan terhambat oleh kurangnya personel yang terlatih.

        Pada September 2004, perseroan direstrukturisasi menjadi bank pemegang saham yang diberi nama China Construction Bank Corporation. Pemegang saham utama bank termasuk The Central Huijin Investment Company, China Jianyin Investment Limited, State Grid, Shanghai Bao Steel (Group) Co., Ltd., dan China Yangtze Power Co., Ltd., sementara pemerintah China mempertahankan saham pengendali di perusahaan.

        Dalam persiapan menuju penawaran umum, CCB beralih ke Citibank sebagai mitra asing dan penjamin emisi. Namun keterlibatan Citibank di tempat lain di sektor perbankan China menyebabkan konflik kepentingan antara kedua bank tersebut. 

        Pada gilirannya Citibank terpaksa menarik diri.Sebaliknya, CCB menemukan mitra baru di Bank of America (BoA), yang hanya memiliki kepentingan terbatas di China. Rekan kerja barunya itu setuju untuk membelanjakan sekitar 3 miliar dolar AS untuk 8,7 persen saham CCB. Itu ditambah dengan opsi untuk meningkatkan kepemilikannya menjadi hampir 20 persen.

        BoA juga setuju untuk memberikan kontribusi sekitar 50 anggota staf untuk memberikan nasihat teknis dan bantuan kepada CCB. Dukungan BoA dikreditkan sebagai faktor utama dalam membawa CCB ke pasar saham.

        Pada 2005, bank milik China itu telah memangkas jaringan cabangnya hampir sepertiganya. Kini 14.000 cabang CCB berfokus terutama pada wilayah yang lebih vital secara ekonomi, yaitu pesisir. 

        IPO CCB diselesaikan pada bulan Oktober 2005, dengan pencatatan di Bursa Efek Hong Kong. Pencatatan hanya 10 persen dari sahamnya telah mengumpulkan lebih dari 8 miliar dolar AS, menandai IPO terbesar yang pernah ada di China. Selain itu termasuk juga IPO terbesar di sektor perbankan global sejak 1980.

        CCB melanjutkan upayanya untuk mengubah dirinya menjadi grup perbankan yang modern dan efisien. Pada September 2005, bank mendirikan sayap manajemen aset usaha patungan baru, CCB Principal Asset Management Company. Ini dilakukan dalam kemitraan dengan Principal Financial Group dan China Huadian Group.

        Pada akhir 2005, misalnya, CCB cabang Hong Kong meluncurkan layanan perbankan pribadi untuk pertama kalinya. CCB mempersiapkan diri untuk fase berikutnya dalam reformasi pasar perbankan China. 

        Liberalisasi penuh pasar dijadwalkan berakhir pada 2006. Ini berarti bahwa bank asing diizinkan untuk membuka jaringan cabang mereka sendiri di China dan bersaing untuk mendapatkan pelanggan perbankan untuk mendapatkan pertama kali. Raksasa perbankan China itu terdaftar di Bursa Efek Shanghai pada Oktober 2007.

        Sekitar 5 Juni 2008, BoA membeli 6 miliar saham H seharga sekitar 2,42 dolar HK per saham menggunakan opsi panggilan berdasarkan formula dalam perjanjian akuisisi awal. BoA sekarang memiliki sekitar 25,1 miliar saham H, mewakili sekitar 10,75 persen dari saham yang diterbitkan oleh CCB.

        Pada 2009, CCB membuka Cabang New York dan anak perusahaan di London. Di tahun yang sama muncul spekulasi bahwa saham CCB senilai 7,3 miliar dolar AS telah dijual oleh BoA setelah diperintahkan untuk mendapatkan lebih banyak modal menyusul hasil Uji Stres Tahunan Undang-Undang Dodd-Frank.

        Selama krisis Korea 2013, CCB menghentikan bisnis dengan bank Korea Utara. Alasannya, CCB dituduh oleh Amerika Serikat mendanai program rudal dan nuklir Pyongyang.

        Bank tersebut sekarang melayani banyak pelanggan ritel dan usaha kecil dan menengah. Hingga akhir 2014, telah memiliki 14.856 kantor cabang di China. Pelanggan korporatnya berjumlah 3,48 juta dan pelanggan ritel 314 juta.

        Pada 2015, CCB menempati peringkat ke-2 dalam peringkat Global 2000 tahunan Forbes ke-13 dari perusahaan terbesar, paling kuat, dan paling berharga di dunia.

        CCB mencatatkan capaian baru pada 2019. Perusahaan plat merah China itu menempati peringkat 31 daftar Global 500 milik Fortune. CCB memperoleh pendapatan tahunan sebesar 151,1 juta dolar AS naik 9 persen dari tahun sebelumnya. Sementara laba bersih perusahaan yang didapat ialah senilai 38,4 juta dolar AS.

        Perbankan China itu kini naik peringkat. Pada 2020, terjadi kenaikan 5,1 persen dalam pendapatan tahunan perusahaan dari 151 juta dolar pada 2019 menjadi 158,9 juta dolar AS pada tahun ini. Capaian itu memberikan kenaikan satu peringkat bagi CCB menjadi posisi 30 daftar Global 500 versi Fortune. Perusahaan sukses membukukan laba bersih setahun sebesar 38,6 juta dolar AS meskipun kenaikannya hanya sebesar 0,3 persen. 

        Seperti semua raksasa perbankan empat besar China, CCB membukukan kapitalisasi pasarnya merosot pada paruh pertama 2020. Penyebabnya, pandemi virus corona atau Covid-19 mengusir investor dari sektor keuangan. Meskipun melemah, lembaga milik negara harus tetap mendukung dan membantu pemerintah mengatasi kemerosotan ekonomi China. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: