Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Innalillahi! Xi Jinping Kirim 19 Jet Buat Kepung Taiwan

        Innalillahi! Xi Jinping Kirim 19 Jet Buat Kepung Taiwan Kredit Foto: Creative Commons
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketegangan antara China dan Taiwan terus berlanjut. Terlebih lagi ketika China mendapat kabar bahwa Taiwan berencana membeli sejumlah alat pertahanan atau senjata dari musuh China, Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat ini.

        China tidak membiarkan negara tetangganya itu berada di bawah bayang-bayang AS. Hal itu disikapi China dengan melakukan latihan militer di Selat Taiwan bersamaan dengan kedatangan Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Ekonomi Keith Krach tiba di Taipei pada hari Kamis kemarin untuk kunjungan kenegaraannya menghadiri upacara peringatan mantan presiden Lee Teng-hui yang dijuluki Mr.Demokrasi oleh warga Taiwan. 

        Kedatangan Keith Krach ke Taiwan itu telah membuat China marah. China menganggap Amerika terlalu jauh ikut campur dengan urusan negara Taiwan yang diklaim China sebagai wilayah otoritas China. Kemarahan China memuncak setelah mendengar bahwa kedatangan diplomat senior AS, Keith Krach itu juga dilakukan dalam rangka memuluskan rencana Taiwan mendapatkan sejumlah sistem pertahanan baru dari AS.

        Baca Juga: Terus Berulah, Pesawat Anti-Kapal Selam China Terobos Langit Taiwan

        Presiden Xi Jinping langsung unjuk kekuatan. Dia langsung mengerahkan pasukan militernya untuk melakukan latihan militer di Selat Taiwan untuk menunjukkan kepada AS bahwa mereka tidak bisa semena-mena masuk ke Taiwan begitu saja. China dengan tegas mengatakan bahwa latihan militer di Selat Taiwan sebagai tindakan nyata menolak kehadiran kehadiran AS di Taiwan. 

        Tidak hanya itu, ternyata Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) juga telah mengirim 19 jet tempurnya melintasi Selat Taiwan mendekati pulau pada saat Keith Krach menghadiri upacara peringatan mediang mantan Presiden Taiwan Lee Teng-hui pada hari Sabtu, 19 September 2020.

        Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, 19 jet tempur China yang melintas mendekati Taiwan dan berhasil diidentifikasi oleh Angkatan Udara Taiwan terdiri dari 12 pesawat tempur J-16, dua pesawat tempur J-10, dua pesawat tempur J-11, dua pesawat pembom H-6, dan satu pesawat anti-kapal selam Y-8.

        "ROCAF mengacak pesawat tempur dan mengerahkan sistem rudal pertahanan udara untuk memantau aktivitas mereka," kata Kementerian Pertahanan Taiwan dikutip dari Reuters, Minggu, 20 September 2020.

        Baca Juga: Diganggu Jet Tempur China, Presiden Taiwan Hampiri Pangkalan Pertahanan Udara

        Sementara itu, dalam laporan Global Times menyatakan, belum pernah terjadi sebelumnya Angkatan Udara Taiwan melihat pesawat PLAAF terbang dekat dengan pulau Taiwan dalam skala besar selama dua hari berturut-turut.

        "Saya percaya ini adalah latihan praktis PLA untuk pengambilalihan pulau. Ini dengan jelas menyatakan bahwa daratan Cina tidak lagi mentolerir kolusi curang antara pemerintah AS dan pasukan separatis pulau itu. Kolusi semacam itu telah menjadi target utama dan China daratan utama untuk diserang. Itu harus dihentikan jika tidak PLA akan terus meningkatkan operasi militernya, sampai pertarungan pamungkas," katanya.

        Alasan meningkatnya ketegangan lintas Selat adalah karena pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen meninggalkan "Konsensus 1992" setelah menjabat dan mengubah situasi di Selat Taiwan. 

        Baca Juga: Jet Tempur China Nakal, Taiwan: Setop Hancurkan Perdamaian

        Selain itu, AS telah meningkatkan hubungan politik dan militernya dengan Taiwan dengan menyetujui Undang-Undang Perjalanan Taiwan dan meningkatkan penjualan senjatanya ke pulau itu. Jika AS masih tetap ngotot melanjutkan kerjasamanya dengan Taiwan, kemungkinan perang besar antara China dan Taiwan akan pecah dalam waktu dekat ini.

        "Jet PLA hanya "satu inci" dari pulau Taiwan. Jika AS dan pulau itu melanjutkan kolusi mereka untuk memisahkan pulau itu dari China, kami yakin PLA cukup tegas untuk meluncurkan rudal jelajah ke seluruh pulau," paparnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: