Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah guna menunjang percepatan pemulihan ekonomi nasional. Pasalnya regulator melihat ada potensi pertumbuhan ekonomi khususnya di daerah-daerah yang memiliki kasus Covid-19 relatif sedikit.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, secara umum, pertumbuhan kredit masih ditopang oleh kelompok bank milik pemerintah. Hal ini terlihat dari kredit di bank-bank persero yang masih mencatat kenaikan 3,36% yoy dan kredit di kelompok BPD yang naik 8,23% yoy.
"Kenaikan kredit yang masih cukup tinggi di kelompok BPD ini menunjukkan geliat ekonomi di daerah masih cukup baik dan memiliki potensi yang besar untuk dijadikan pengungkit perekonomian nasional," ujar Wimboh di Jakarta, Senin (21/9/2020).
Baca Juga: Soal Desas-desus Tugas OJK Diambil Alih BI, Luhut Dapat Bisikan dari Jokowi
Hal ini, lanjut Wimboh, dikarenakan kasus Covid-19 di daerah relatif lebih sedikit dibandingkan dengan kota-kota besar, seperti DKI Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan beberapa kota besar lainnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPS terhadap dampak Covid-19 terhadap pelaku usaha, terlihat bahwa tingkat banyaknya perusahaaan yang masih beroperasi sangat terkait erat dengan jumlah kasus Covid-19.
Dari hasil survei BPS tersebut, terlihat bahwa kasus Covid-19 di Jawa Tengah tidak sampai 40% dari DKI Jakarta. Aktivitas pelaku usaha di sana masih beroperasi cukup tinggi yakni 55%, jauh di atas DKI yang hanya 29% beroperasi normal. Hal demikian juga terjadi untuk Jawa Barat, kasus Covid-19-nya hanya 29% dari jumlah di DKI Jakarta sehingga pelaku usaha yang masih beroperasi sebanyak 50%.
"Untuk itu, potensi aktivitas ekonomi di daerah yang kasus Covidnya rendah dan kontribusinya besar terhadap PDB harus lebih intensif didorong untuk dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional," tutur Wimboh.
Menurutnya, pertumbuhan di daerah akan lebih cepat pulih didukung oleh segmen UMKM yang pengusahanya bisa bangkit segera, khususnya terkait dengan sektor peternakan atau perikanan, perdagangan dan penyedia konsumsi kebutuhan primer sehari-hari.
Adapun dari hasil survei BPS tadi, 77% dari 100 perusahaan yang disurvei di sektor peternakan dan perikanan masih berjalan normal. 69% sektor perdagangan masih beroperasi normal walaupun sektor akomodasi dan makan-minum hanya 52% yang masih beroperasi.
"Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi untuk pemulihan potensi ada di daerah. Di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung dan beberapa kota besar lainnya masih akan berat untuk dipacu pertumbuhan ekonominya mengingat kasus Covid yang relatif masih tinggi," tukasnya.
Selain itu, pertumbuhan kredit juga masih rendah dengan terbatasnya permintaan akan kredit dari perbankan, seperti di wilayah DKI Jakarta yang hanya tumbuh 0,57% yoy, lebih rendah dari pertumbuhan kredit nasional di Juli 2020 sebesar 1,53%yoy.
Untuk itu, akan sulit jika hanya mengandalkan aktivitas ekonomi dari kota-kota besar saja untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional dan mengingat juga kasus Covid-19 terbilang masih tinggi.
"Untuk itu, kami akan terus mendorong penyaluran kredit di daerah-daerah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di daerah," tutup Wimboh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: