Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mie Nyaman, Inovasi dari Minyak Sawit yang Sehat dan Aman

        Mie Nyaman, Inovasi dari Minyak Sawit yang Sehat dan Aman Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Semakin inovatif, produk pangan berbasis kelapa sawit hasil tangan-tangan ajaib UMKM di daerah-daerah kian menjamur. Setelah sukses dengan inovasi gula merah dari batang kelapa sawit dan dodol dari buah sawit, kali ini pengusaha UMKM asal Jember berhasil mengolah mie instan yang mengandung minyak sawit merah dengan brand Mie Nyaman.

        Pengelola UMKM Mie Nyaman, Suhendrik mengatakan, "ide pembuatan mie instan ini karena adanya tren makanan kesehatan. Produk kami tidak menggunakan pewarna dan MSG sehingga higienis serta aman."

        Perlu diingat bahwa minyak sawit merah kaya akan gizi dan baik untuk kesehatan. Minyak sawit merah mempunyai kandungan vitamin A dan E yang sangat tinggi. Tidak hanya itu, minyak sawit juga mengandung antioksidan tinggi yang dapat membantu pencegahan penyakit kanker, peningkatan daya tahan tubuh, dan mengurangi penuaan dini.

        Baca Juga: This Is It! Green Revolution Versi Kelapa Sawit Indonesia

        Baca Juga: CPO: Hero di Tengah Jurang Resesi

        Dalam proses pengolahannya, Suhendrik menjelaskan, bahan baku pembuatan Mie Nyaman ini, di antaranya tepung terigu, tepung singkong, sayur dan buah, minyak sawit merah, dan jamur.

        "Peminat Mie Nyaman dapat memilih berbagai variasi rasa seperti bayam, daun katu, buah naga, wortel, dan daun katu," ujar Suhendrik.

        Mie Nyaman ini tidak menggunakan telur pengenyal, pewarna, dan penguat rasa MSG dan diproduksi secara higienis dengan dikeringkan menggunakan oven sehingga aman dikonsumsi dan baik bagi kesehatan.

        Lebih lanjut Suhendrik yang juga merupakan pengurus DPP Apkasindo ini mengatakan bahwa proses pembuatan Mie Nyaman bekerja sama dengan pihak ketiga di wilayah Jember. Kendati demikian, Covid-19 yang masih masif terjadi di Indonesia berdampak pula pada operasional perusahaan.

        Sebagai contoh, tenaga kerja yang awalnya berjumlah 11 orang berkurang menjadi 3 orang. Setiap bulan, omzet sebelum Covid-19 mencapai Rp15 juta, namun saat ini berkurang drastis. Untuk mengimbangi pendapatan sebelum Covid-19, pemasaran produk Mie Nyaman dilakukan secara online dan offline seperti di mini market dan toko makanan.

        "Kendala yang kami hadapi antara keterbatasan permodalan (biaya promosi, pembelian alat produksi, dan bahan baku). Lalu, perizinan yang membutuhkan waktu yang lama dan biaya besar," ungkap Suhendrik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: