Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Taiwan Harap-harap Cemas, Posisi China Makin Menguntungkan

        Taiwan Harap-harap Cemas, Posisi China Makin Menguntungkan Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, London -

        Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu memberikan peringatan keras tentang hubungan negaranya yang memburuk dengan China dan dia berharap dunia memperhatikannya.

        Dalam wawancara dengan salah satu media asal Jerman, Joseph Wu mengatakan ancaman dari China nyata dan pihaknya serius mempersiapkan hal buruk yang akan terjadi.

        Baca Juga: China Mulai Endus Strategi Taiwan yang Pasang Banyak Ranjau Laut

        "Ancaman dari China sangat nyata. Oleh karena itu persiapan Taiwan juga sangat serius. Kami berusaha untuk menghadapi ancaman militer, hari demi hari," kata Wu, seperti dikutip dari Express.

        Pekan lalu ketika pesawat China melintasi garis median antara kedua negara sebanyak 40 kali. Pihak Beijing hanya menyatakan bahwa garis median tidak ada karena 'Taiwan milik China'.

        Menteri Taiwan juga telah memperingatkan demokrasi dunia untuk memeriksa agresi China sebelum terlambat.

        "Mereka mencoba untuk mengekspor tatanan internasional otoriter sementara demokrasi mengikuti tatanan internasional berbasis aturan. Jika China berhasil mengambil alih Taiwan, saya pikir seluruh dunia, terutama untuk negara demokrasi, akan merasakan panasnya," kata Wu.

        Dia menambahkan China saat ini sedang berkembang, dan Taiwan kebetulan berada di garis depan.

        Kecemasan Taiwan terhadap Negeri Tirai Bambu itu bukannya tidak berdasar, pada 2019 Presiden China Xi Jinping berbicara dengan gamblang tentang penggunaan kekuatan dalam menangani 'masalah Taiwan'.

        "Kami tidak berjanji untuk meninggalkan penggunaan kekuatan dan memiliki pilihan untuk menggunakan semua tindakan yang diperlukan," kata Xi merujuk wilayah Taiwan.

        China hanya menganggap Taiwan sebagai provinsi nakal, dan berusaha merebutnya kembali meski dengan paksaan.

        "Taiwan, seperti Hong Kong pra-1997, mewujudkan semua kebesaran yang dapat dicapai ketika masyarakat Sinitic tidak dibebani oleh aturan gagal Partai Komunis China," kata Kevin Carrico, dosen senior studi China di Monash University, Australia.

        "Sangat memalukan dengan begitu banyak kemenangan di pihak Taiwan, Beijing bertekad untuk mengekspor sistemnya yang gagal dan dengan demikian menyeret setiap negara yang diklaimnya turun ke tingkat keputusasaan politik yang sama yang telah dipaksakannya pada China selama beberapa dekade," jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: