Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dukung PSR, PTPN V Budi Dayakan Bibit Sawit Unggul

        Dukung PSR, PTPN V Budi Dayakan Bibit Sawit Unggul Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Peningkatan produktivitas kelapa sawit Indonesia khususnya di perkebunan rakyat menjadi salah satu komitmen dari semua stakeholder terkait. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut yakni menjalankan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di provinsi-provinsi sentra sawit di Indonesia secara bertahap.

        Sebagai salah satu perusahaan negara, PT Perkebunan Nusantara V Riau turut berkontribusi penuh atas upaya peningkatan produktivitas kelapa sawit tersebut.

        PTPN V bekerja sama dengan penyedia benih Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan melalui proyek Kerja Sama Operasional (KSO) Pembibitan Kelapa Sawit. Melalui proyek tersebut, PTPN V Riau membudidayakan hingga 1,5 juta bibit kelapa sawit unggul bibit varietas DxP 540 dan DxP SMB sebagai salah satu bentuk dukungan nyata perusahaan bagi percepatan program PSR serta diversifikasi bisnis perusahaan yang bersangkutan.

        Baca Juga: Dear Generasi Milenial, Jangan Mudah Percaya Isu Negatif Sawit!

        Proyek KSO Dumai merupakan satu dari tujuh pusat pengembangan budi daya bibit unggul perusahaan di Riau, dengan luas total 160 hektare serta mampu menghasilkan 1.557.319 bibit yang peruntukannya terbuka untuk umum.

        CEO PTPN V, Jatmiko K Santosa mengatakan, "sejak PTPN V didirikan, baru sekarang perusahaan menyediakan bibit yang tidak hanya terbatas untuk kebun sendiri dan kebun plasma. Namun, juga untuk para petani sawit swadaya. Bahkan, petani yang membeli bibit secara satuan tetap kita layani."

        "Harapannya, dengan penyediaan bibit ini, kita dapat membantu kebutuhan masyarakat akan bibit sawit yang berkualitas baik, mendorong percepatan PSR, demi mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," imbuhnya.

        Lebih lanjut Jatmiko mengatakan, "bibit unggul ini jika ditanam di lahan marjinal, dengan pemeliharaan yang baik, rata-rata produktivitasnya mencapai 25 ton per hektare per tahun. Sementara jika dibudidayakan di lahan dengan kategori sangat sesuai, rerata produktivitas sawitnya mencapai 29 ton per hektare per tahun."

        Bahkan saat ini, Tanaman Menghasilkan Tahun ketiga (TM III) milik kebun plasma perusahaan, produktivitas rata-ratanya telah mencapai 26 ton TBS per hektare per tahun.

        "Itu jauh di atas standar produktivitas sawit berdasarkan usia yang ditetapkan oleh PPKS, atau sering disebut standar nasional, yakni sebesar 19 ton TBS per ha per tahun," jelas Jatmiko.

        Sebagai jaminan, Jatmiko mengemukakan bahwa bibit tersebut telah dilengkapi sertifikat dari penyedia benih Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan Dinas Perkebunan Provinsi Riau.

        "Bibit sawit PTPN V tersertifikasi UPT Pembenihan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Riau. Kemudian harga yang dilepas juga terjangkau dan bersaing, dibudidayakan oleh tenaga ahli dan profesional di bidangnya, terjamin mutu dan keasliannya, serta telah melalui proses seleksi yang ketat," jelasnya.

        Baca Juga: Sambut Oktober 2020, Harga Referensi CPO dan Biji Kakao Cerah Merona

        Baca Juga: Dubes Indonesia untuk Jerman: 5 Isu Utama Fokus Kampanye Positif Sawit

        Lebih lanjut Jatmiko menargetkan, pada 2021, PTPN V dapat melepas sedikitnya 911.094 bibit kepada para petani mitra dengan potensi nilai penjualan mencapai Rp37 miliar. "Selain itu, kita juga berusaha memenuhi permintaan bibit unggul dari provinsi tetangga untuk program PSR seperti di Jambi," tuturnya.

        PTPN V saat ini tengah berusaha mendukung PEN dengan terus meningkatkan produksi tandan buah segar (TBS) sawit hingga mencapai rata-rata sebesar 24,24 ton per hektare pada 2020 ini.

        Jatmiko mengaku optimistis bahwa hingga akhir 2020 ini, selain mampu menjaga tingkat produksi sebesar 24,24 ton per hektare, pendapatan perusahaan juga diprediksi dapat mencapai Rp4,8 triliun atau tumbuh 16,25 persen dari pendapatan tahun lalu.

        "Sinergi itu sejalan dengan visi perusahaan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian melalui pemberdayaan potensi masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat di antaranya mitra petani binaan dapat lebih meningkat," tutup Jatmiko.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: