Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demokrat Serang Balik PDIP: Drama Itu Kalau Nangis di Sidang Paripurna

        Demokrat Serang Balik PDIP: Drama Itu Kalau Nangis di Sidang Paripurna Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi -

        Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat, Ossy Dermawan, membalas komentar politikus PDIP Aria Bima yang mengatakan aksi walk out (WO) Fraksi Demokrat saat paripurna DPR atas pengesahan UU Cipta Kerja pada 5 Oktober 2020 lalu sebagai drama politik basi.

        Ossy Dermawan mengakui aksi WO Fraksi Demokrat dalam paripurna merupakan hal kecil. Akan tetapi, hal kecil itu dilakukan dalam rangka mewujudkan perjuangan besar untuk membela hak serta kepentingan rakyat.

        Baca Juga: Politikus PDIP Tampar Keras Demokrat-PKS: Drama Politik Kalian Sudah Basi!

        Dia pun membalas dengan menyinggung momen paripurna DPR 31 Maret 2012. Ketika itu, tengah ramai isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

        Diketahui, Puan Maharani saat itu sebagai anggota Fraksi PDIP menangis dalam ruang paripurna karena memprotes kenaikan harga BBM. Aksi itu pun diikuti dengan WO Fraksi PDIP dari ruang paripurna.

        "Tidak tepat disebut sebagai drama. Kecuali mungkin kalau ada tokoh yang menangis dalam sidang paripurna atau di depan publik, itu baru bisa dinamakan sebagai drama," ujar Ossy, Jumat, 9 Oktober 2020.

        Ossy heran dengan argumen Aria soal prinsip wong cilik yang sering disuarakan PDIP. Ia mengaitkan prinsip wong cilik dengan adanya penolakan rakyat terhadap UU Cipta Kerja atau Ciptaker.

        "Kalau dikatakan wong cilik yang menjadi landasan mereka dalam mengambil keputusan, mengapa kemarin terjadi gelombang besar penolakan dari rakyat terhadap UU Ciptaker," lanjutnya.

        Menurut dia, logikanya dengan muncul gelombang penolakan maka ada yang keliru dengan UU Ciptaker.

        "Logika sehatnya, tentu ada yang salah dengan UU tersebut. Untuk itu, pemerintah serta DPR yang mendukung UU tersebut perlu melakukan introspeksi," tutur Ossy.

        Sebelumnya, Politikus PDIP Aria Bima mengatakan mendukung UU Cipta Kerja mesti dilihat secara parsial dan tak cuma sebagian. Menurut dia, di era sekarang sikap pro wong cilik mesti dilakukan dengan cara yang smart.

        Dia mengklaim saat PDIP berada di pemerintahan maka sudah berupaya membangun program baru seperti interkoneksitas laut, udara, hingga telekomunikasi. Hal ini yang tak dilakukan saat pemerintahan sebelum Jokowi, yaitu ketika Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dengan partainya, Demokrat.

        Baca Juga: PDIP Soal Wong Cilik: Buruh Itu Branding Kami

        Menurut Aria, pemerintahan Jokowi punya strategi agar jadi negara yang ikut menentukan ekonomi dunia. Dia pun menyinggung Demokrat dan PKS yang menolak UU Cipta Kerja.

        "Nah, yang semacam-semacam ini, mungkin Demokrat dan PKS kaget-kaget. Jadi, saya tidak kaget (Demokrat dan PKS) menolak (UU Ciptaker), drama dan gara politik Demokrat dan PKS sudah basi." ujar Aria.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: