Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Simak, Ini Kata Pakar Soal Penyebaran Covid-19 dalam Ruangan

        Simak, Ini Kata Pakar Soal Penyebaran Covid-19 dalam Ruangan Kredit Foto: Reuters/Nicholas Pfosi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tidak ada tempat yang benar-benar aman dari virus corona atau COVID-19. Studi terbaru mengatakan, kemungkinan penyebaran COVID-19 di dalam ruangan tergolong lebih tinggi, karena penyebaran aerosol.

        Dalam studi yang dilakukan oleh seorang insinyur yang berbasis di Amerika Serikat, Suresh Dhaniyala, mengatakan faktor risiko penularan COVID-19 terletak pada seberapa jauh aerosol dapat menyebar, terutama di lingkungan yang terbatas.

        Baca Juga: Tertib Lakukan Ini Bisa Hindari Covid-19 di dalam Ruangan, Lho!

        Seperti diketahui, virus corona tidak hanya menular melalui kontak langsung, tetapi juga melalui aerosol yang ditransmisikan melalui udara, yang tidak hanya dapat menempuh jarak yang lebih jauh, tetapi juga tetap berada dalam lingkungan tertentu untuk waktu yang lebih lama.

        Satu-satunya cara nyata untuk benar-benar meniadakan risiko penularan aerosol adalah memiliki saluran ventilasi yang baik. Demikian dikutip dari Times of India, Selasa, 13 Oktober 2020.

        Akibatnya, area yang lembap dan tidak berventilasi dapat menjadi media penyebaran virus, termasuk virus corona.

        Oleh karena itu, selain menghindari kontak, salah satu alasan utama beberapa orang terhindar dari risiko penularan langsung, meskipun kontak dengan orang yang terinfeksi adalah jarak yang mungkin mereka jaga.

        Para ilmuwan telah berulang kali menegaskan bahwa ventilasi dan sinar matahari alami dapat menurunkan kekuatan virus SARS-COV-2, seperti virus lainnya yang juga kerap menyerang.

        Untuk alasan yang sama, ruangan tertutup dan kotor lebih rentan sebagai penyebar virus dibanding kamar dengan ventilasi seragam dan pasokan udara alami yang memadai. Untuk menunjukkan hal yang sama, para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian tersebut melakukan eksperimen aerosol.

        Para ilmuwan memperkenalkan aerosol yang ukurannya serupa dengan yang disebarkan oleh manusia di dalam lingkungan kelas, yang biasa menampung hingga 30 siswa. Para ilmuwan kemudian memasang sensor di ruang kelas untuk memetakan sejauh mana aerosol dapat bergerak.

        Teramati bahwa aerosol yang tersebar dari depan kelas mampu mencapai bagian belakang ruangan dalam waktu 10-15 menit setelah transmisi. Namun, karena adanya ventilasi aktif di lingkungan, transmisi adalah 1/10 dari sumbernya.

        Risiko tertinggi tertular COVID-19, di lingkungan tertutup, adalah bagi mereka yang duduk di dekat orang yang terinfeksi, dan risiko penularan dapat berkurang bagi mereka yang duduk jauh, asalkan ada ventilasi yang baik.

        Namun, perlu diperhatikan bahwa model tersebut hanya berlaku dalam pengaturan terbatas. Jika paparan pada pembawa yang terinfeksi meningkat, begitu pula risiko infeksi, terlepas dari infeksi dalam skenario saat ini, karena semakin banyak sekolah, institusi, mal, dan tempat umum berdesakan.

        Aerosol tidak hanya tersuspensi ketika seseorang mengeluarkan tetesan di udara, tetapi juga dapat bertahan saat seseorang bernapas, bernyanyi atau berbicara.

        Menjaga jarak, lagi-lagi menjadi aspek penting untuk menjaga udara bersih melalui ruangan. Sekalipun ruangan memiliki saluran ventilasi yang baik, selama udaranya didistribusikan dan didaur ulang secara merata, itulah satu-satunya cara untuk memastikan ventilasi yang baik.

        Membatasi kehadiran orang di ruangan tertentu seminimal mungkin, dapat membantu memastikannya. Selain itu, memakai masker dan menjaga kebersihan juga sangat penting. Risiko COVID-19, ada baik di dalam maupun luar ruangan, tetapi risikonya bisa rendah di beberapa tempat dan lebih tinggi di beberapa tempat lain.

        Namun, sebagai aturan, ingatlah bahwa sudut ruangan, ruang redup dan area di dekat ventilasi udara lebih mungkin untuk penularan virus dibanding yang lain, karena virus memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk bertahan di sana daripada biasanya.

        Saat ini jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi. Untuk itu, jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan dan lakukan 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Jauhi Kerumunan serta  Mencuci Tangan Pakai Sabun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: