Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Berapi-api Jadi Perdana Menteri, Anwar Ibrahim Akhirnya Jumpa Raja Malaysia

        Berapi-api Jadi Perdana Menteri, Anwar Ibrahim Akhirnya Jumpa Raja Malaysia Kredit Foto: Antara/REUTERS/Lim Huey Teng
        Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

        Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mengadakan pertemuan yang telah lama ditunggu-tunggu untuk menemui Raja Malaysia pada Selasa (13/10/2020). Dia berusaha membuktikan dirinya memiliki dukungan untuk mengambil alih kekuasaan dan memenuhi ambisi untuk menjadi perdana menteri Malaysia.

        Dikutip dari AFP, Malaysia kini berada dalam kekacauan sejak pemerintahan reformis Mahathir Mohamad yang mengundurkan diri pada Februari 2020 lalu di tengah adanya pertikaian.

        Baca Juga: Raja Malaysia Sampai-sampai Harus Nasihati Anwar Ibrahim

        Muhyiddin Yassin menjadi perdana menteri Malaysia tanpa pemilihan, tetapi dukungan koalisinya goyah dan para kritikus menuduhnya kurang legitimasi.

        Dalam pengumuman pada September 2020 lalu, Anwar mengatakan dirinya telah mendapatkan dukungan yang cukup dari anggota parlemen untuk menggulingkan Muhyiddin.

        Tetapi Raja Malaysia yang menunjuk perdana menteri, menunda bertemu dengannya karena kesehatan yang buruk.

        Anwar Ibrahim, seorang pemimpin oposisi lama yang sebelumnya dipenjara selama bertahun-tahun setelah dihukum karena kasus sodomi.

        Dia berusaha menjadi perdana menteri selama lebih dari dua dekade dan dipandang sebagai pemimpin Malaysia yang menunggu sampai pemerintahannya runtuh.

        Pria berusia 73 tahun itu akhirnya bertemu dengan raja, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, selama 25 menit di istana nasional pada Selasa hari ini.

        Pertemuannya dengan Raja Malaysia ini juga diunggah di akun instagram Anwar Ibrahim.

        Anwar mengatakan telah menyerahkan dokumen yang menunjukkan dirinya mendapat dukungan dari setidaknya 120 anggota parlemen dan raja akan memanggil para pemimpin partai politik yang berbeda untuk menilai klaimnya.

        Diketahui, perdana menteri harus mendapat dukungan dari setidaknya setengah dari 221 anggota parlemen Malaysia.

        "Kami serahkan pada kebijaksanaan Yang Mulia untuk membuat keputusan yang akan menjadi kepentingan terbaik bangsa kami," kata Anwar.

        Baca Juga: Segala Upaya Dilakukan, Jabatan buat Anwar Ibrahim Tak Juga Datang

        Namun pernyataan istana meragukan klaim Anwar, dan menyebutkan bahwa kepala oposisi itu memberitahu raja jumlah anggota parlemen yang mendukungnya tetapi gagal memberikan daftar nama.

        Sejak pengumuman Anwar bulan lalu, keraguan muncul terkait apakah dia benar-benar mendapat dukungan yang cukup.

        Seorang tokoh terkemuka dalam koalisi Muhyiddin mengklaim banyak anggota parlemen di pemerintahan mendukung Anwar, tetapi sejumlah anggota parlemen juga membantah mendukungnya.

        Selain itu, Muhyiddin memperkuat posisinya bulan lalu ketika sekutunya memenangkan pemilihan penting di negara bagian Sabah timur.

        Beberapa analis percaya bahwa perubahan pemerintahan atau pemilihan umum tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat karena Malaysia sedang memerangi lonjakan virus corona.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: